5 Cewek Keren dari Berbagai Negara Ini Sukses Mendobrak Tradisi yang Mengekang Kebebasan Berekspresi

By Muti Siahaan, Minggu, 17 Desember 2017 | 02:00 WIB
(cewek keren) (Muti Siahaan)

Sebagai cewek begitu banyak aturan dan tradisi yang mengekang kehidupan kita. Banyak aturan yang dibuat menempatkan cewek pada posisi yang enggak menguntungkan, sehingga kita sulit mengekpresikan diri kita sendiri.

Bagi beberapa cewek tradisi yang ada enggak menjadi halangan. Sebaliknya, ini menantang mereka untuk membuat sesuatu yang berani dan membuktikan sebagai cewek mereka juga bisa.

Ini dia 6 cewek keren dari berbagai negara yand sukses mendobrak tradisi yang mengekang kebebasawn mereka berekspresi.

Buat cewek di Afganistan main bisa main skateboard adalah hal yang langka terjadi. Karena itu Skateistan, sebuah LSM di Afganistan, mengajak cewek-cewek di sana untuk belajar main skateboard.

Pendiri Skateistan, Oliver Percovich sengaja menyediakan tempat yang aman untuk semua cewek dan cowok belajar main skateboard sekaligus berinteraksi sosial dengan nyaman.

Menurut Madina Khsrawy,salah satu cewek yang jago main skate board, orang masih memandang dirinya dengan aneh. “Orang akan melihat aku dan kaget. Mereka akan bertanya kenapa cewek bisa main skateboard.”

Ketika berumur lima tahun Anoyara Kathun dijual oleh ayahnya untuk menjadi pembantu rumah tangga. Setelah berhasil diselamat oleh LSM setempat, Anoyara kembali ke kampungnya di Sunderbans.

Bersama dengan LSM, Save The Children, Anoyara mendirikan Children’s Multi-Activity Centre. Dia mengajarkan cewek-cewek di kampungnya agar sadar soal hak anak dan selama sembilan tahun dia berhasil menyelamatkan sekitar 200 anak yang akan dijual oleh keluarganya.

Sebagai kontestan Afghan Star (mirip American Idol), saat tampil di televisi Sahar Arian sengaja membuat burqua dan menunjukan makeup  wajah yang sengaja dibuat seperti bekas pukulan.

Setelah bernyanyi Sahar mengajak semua cewek agar berani membela diri ketika mendapat siksaan fisik dari orang lain. Penampilan Sahar ini mengejutkan banyak orang tapi mendapat standing ovation.

Salah satu pendiri tim ini adalah Safi, cewek 19 tahun yang sudah punya dua anak. Dia mengajak cewek di kamp penampungan yang berhasil menyelamatkan diri dari Kongo, untuk bermain sepak bola.

Bekerja sama dengan Nike untuk proyek Girls Take The Lead, dia memberdayakan cewek di penampungan untuk berani berbicara dan menyalurkan bakat olah raga mereka.

Cewek berprofesi DJ tentu masih jarang, apalagi kalau berasal dari Arab Saudi. Sejak umur 16 tahun Shahad udah iseng mencoba nge-mix lagu di kamarnya.

Melihat ini keluarganya mendorong dia menjadi DJ dan membelikan peralatan DJ. Shahad pun mulai menjadi DJ profesional namun terbatas pada pesta-pesta khusus cewek.

Profesi Shahad kemudian diikuti juga oleh adiknya, Shahnd. Sekarang Shahad, di sela kuliahnya, pun mulai mengajarkan cewek-cewek di Arab Saudi untuk menjadi DJ juga.