Karena lagi libur, kita jadi begadang, nonton sampai malam. Pas malam-malam, temanku mau ke kamar mandi buat buang air kecil. Kamar mandi ada di luar kamar.
Dia pergi sendirian. Pas balik ke kamar, dia nanya ke aku, kenapa adikku belum tidur juga padahal udah tengah malam? Aku heran, karena sekitar jam 10, aku lihat sendiri adikku udah tidur.
Trus, dia bilang kalau dia bertemu adikku di tangga, adikku itu mau turun tangga dan sebelumnya keluar dari kamarku. Jelas aja kita kaget dong, karena dari tadi enggak ada siapa-siapa yang keluar dari kamar ini.
Aku masih enggak percaya. Aku tanya ciri-cirinya. Temanku bilang kalau yang dia lihat rambutnya panjang, sepunggung. Dia enggak lihat wajahnya, karena lihat dari belakang aja. Temanku langsung berasumsi itu adikku karena selain teman-temanku yang ada di kamar, cewek lain yang ada di rumahku cuma adikku.
Aku langsung panik karena adikku rambutnya pendek. Kita semua langsung berhenti nonton dan tidur mepet-mepet karena takut.
Besoknya, aku ceritain itu ke mama. Mama bilang enggak usah mikirin itu. Sikap mama yang tenang bikin aku panik, tapi aku diam aja.
Berbulan-bulan kemudian, pas lagi cerita-cerita, mama baru bilang kalau dia memang sering lihat sosok cewek itu keluar dari kamarku. Aku ketakutan dong, dan sejak saat itu enggak mau tidur di sana.
Aku tidur di kamar adikku, sampai akhirnya mama papa ngalah pindah ke kamarku dan aku di kamar mereka. Memang, sih, aku enggak pernah melihat tapi aku enggak mau lagi tinggal di rumah sendirian.” (Ema, Jakarta)
Keponakanku Suka Ngomong Sendiri
“Di rumah, aku tinggal bareng mama, papa, kakakku, suaminya, dan keponakanku yang berumur empat tahun. Rumahku itu termasuk rumah tua, karena itu dulu rumah nenekku.
Selama ini aku enggak pernah ngerasain apa-apa. Tapi, akhir-akhir ini keponakanku sering aku lihat ngomong sendiri. Kayak dia sedang bercakap-cakap dengan orang lain, tapi enggak pernah kelihatan dia lagi ngobrol sama siapa.
Pernah aku tanya, dia jawabnya lagi ngomong sama temennya yang dia panggil ‘abang’, tapi pas aku tanya di mana si Abang ini, dia nunjuk ke tempat yang enggak ada siapa-siapa.
Keponakanku malah bilang aku aneh karena enggak ngelihat si Abang ini. Pernah juga dia ngelarang aku duduk di sofa, karena Si Abang lagi tidur di sana.
Kakakku khawatir, tapi mama nenangin dia kalau itu enggak apa-apa. Kata mama, memang ada hantu anak kecil di rumah, tapi dia enggak ganggu. Mama bilang kalau dulu aku dan kakakku juga sering ngomong sendiri.
Kebetulan ada Om aku yang bisa ngelihat, dan dia ngelihat hantu anak kecil ini. Aku ngeri, sih, karena sama sekali enggak nyangka dulu aku juga pernah ngelihat hantu anak kecil ini.
Karena memang enggak ingat. Jadi sekarang, kalau keponakanku sudah mulai ngomong sendiri, kita langsung ngajak dia ngomong, jadi dia enggak terlalu fokus sama siapa pun si Abang ini.” (Rima, Padang)