Gunung itu memang cantik, juga penuh tantangan. Sehingga enggak heran kalau banyak yang pengin mendaki gunung untuk merasakan pengalaman seru ini. Di sekolah dan kampus pun ada organisasi khusus yang memfasilitasi kita untuk bisa lebih mengenal, mencintai dan menjaga alam, atau yang biasa disebut sebagai organisasi pecinta alam. Nah, di organisasi seperti ini, kegiatan yang paling sering dilakukan adalah mendaki gunung. Apalagi di Indonesia, yang punya banyak banget gunung cantik dan megah untuk didaki. Jadi, klub pecinta alam memang cukup diminati.
Namun, kenapa, sih, sering banget kegiatan pendidikan dan pelatihan pecinta alam ini memakan korban? Khususnya saat kegiatan pendidikan dan pelatihan di hutan atau gunung? Terakhir, ada mahasiswa UII yang meninggal akibat mengikuti diklat mapala ini. Mahasiswa UII bukan yang pertama, karena sebelumnya sudah ada beberapa kasus serupa. Sebenarnya kayak gimana sih seharusnya pendidikan dan pelatihan pecinta alam ini? Kenapa sering banyak korban?
Cewekbanget.id berbicara dengan Galih Donikara, salah satu anggota WANADRI, Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, yang memang menggeluti segala kegiatan pecinta alam, termasuk pendidikan dan pelatihan di kawasan alam bebas seperti gunung. Menurut Kang Galih, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam membuat pelatihan dan pendidikan untuk para pecinta alam ini. Buka halaman selanjutnya untuk melihat ketiga hal tersebut.