7 Bukti Kalau Sok Jual Mahal Enggak Selalu Bisa Bikin PDKT Kita Sukses

By Averina Lita, Sabtu, 11 November 2017 | 07:10 WIB
scoutmag.ph (Averina Lita)

Hayo ngaku, kebanyakan dari kita berpikir kalau sok jual mahal saat PDKT bisa bikin gebetan makin tertarik sama kita, kan? Padahal cara ini enggak selamanya berhasil, lho. Menunggu beberapa saat sebelum balas chat atau pura-pura sibuk padahal sebenarnya enggak, cuma bikin gebetan semangat “mengejar” kita. Tapi ini bukan jaminan kalau PDKT kita bisa berhasil naik tingkat ke jenjang lebih tinggi alias pacaran. Ini 7 bukti kalau sok jual mahal enggak selalu bisa bikin PDKT kita sukses, supaya jangan sampai salah ambil langkah.

Sok jual mahal adalah tahap dasar dari permainan tarik ulur. Bahayanya, permainan ini bisa menciptakan ilusi seolah-olah kita dan gebetan punya chemistry. Kok bisa? Sok jual mahal bikin gebetan secara enggak sadar menunggu balasan chat dari kita atau menunggu ajakan jalannya kita terima. Kita yang sebenarnya mau membalas chat dan jalan sama dia, menggunakan berbagai alasan buat mendukung aksi sok jual mahal. Karena larut dalam permainan, kita jadi merasa punya chemistry sama gebetan. Padahalnya sebenarnya belum tentu juga.

(Baca juga: 3 Perbedaan Sikap Cewek Vs Cowok Saat Jatuh Cinta yang Perlu Kita Tahu Biar Lancar PDKT atau Pacaran)

Kita bisa aja bilang enggak suka dan enggak mau terlibat dalam drama. Tapi secara naluriah, manusia pada umumnya tertarik sama hal berbau drama. Aksi sok jual mahal jadi prolog dalam drama PDKT, di mana kita dan gebetan jadi pemeran utamanya. Keadaan ini bikin kita enggak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, sehingga sibuk menebak-nebak. Enggak jarang di akhir drama, kita malah menemukan kalau hubungan kita dan gebetan ternyata cuma jalan di tempat.

Kebanyakan cowok memutuskan buat nembak cewek yang mereka rasa selalu ada untuk mereka, nyaman diajak menghabiskan waktu bareng, atau yang bisa bikin hari-hari mereka lebih menyenangkan. Sayangnya, kesibukan dia mengejar kita justru bikin citra kita sebagai cewek yang potensial dijadikan pacar jadi hilang. Coba deh kalau keadaannya dibalik, kita yang mengejar gebetan. Kita mungkin merasakan keinginan buat menjadikannya pacar, tapi belum tentu kita merasa kalau kita bisa memercayainya, bergantung padanya, atau merasa dicintai sama dia.

Siapapun yang melakukan aksi pengejaran, enggak pernah tahu apa yang bisa diharapkannya. Hal ini yang membuat gebetan merasa kalau dia pengin kita jadi pacarnya, padahal bisa jadi sebenarnya cuma karena dia pengin membuktikan sama dirinya sendiri dan orang lain, kalau dia bisa memenangkan hati kita.

(Baca juga: Hati-hati! Ini 5 Hal yang Enggak Boleh Kita Obrolkan dengan Gebetan Saat PDKT)