Cemburu Enggak Selalu Berarti Tanda Cinta, Apalagi Kalau Sampai Posesif Berlebihan. Enggak Sehat!

By Aisha Ria Ginanti, Rabu, 31 Januari 2018 | 06:45 WIB
Cemburu Enggak Selalu Berarti Tanda Cinta, Apalagi Kalau Sampai Posesif Berlebihan. Enggak Sehat! (Aisha Ria Ginanti)

Sering enggak sih kita mendengar, ‘cemburu tuh tanda cinta.’ Kalimat itu seakan membenarkan perasaan cemburu kita sama pacar atau gebetan.

Padahal, jika terjadi terus-menerus dengan alasan-alasan yang sudah enggak masuk akal, cemburu bisa membuat hubungan kita berantakan.

Ingat girls, cemburu enggak selalu berarti tanda cinta, apalagi kalau sampai bikin sakit hati. Kalau kayak gitu sih, jadinya udah enggak sehat sama sekali dan harus dihentikan.

Baca juga: Ide Nge-date Bareng Gebetan Atau Pacar yang Bisa Kita Tiru dari 7 Film Indonesia

Cemburu adalah situasi di mana kita merasa terancam akan keberadaan orang lain di dalam hubungan kita. Kecemburuan biasanya berupa rasa iri terhadap orang yang kita anggap sebagai musuh.

Misalnya, kita merasa cemburu terhadap cewek yang nge-chat si pacar, sehingga kita merasa cewek itu sebagai musuh di dalam hubungan kita.

“Sebenarnya aku tuh enggak posesif banget. Tapi aku bisa lihat dari tingkah lakunya dia. Apa salahnya kita cemburu kalau pacar genit sama cewek lain?” (Monic, 18)

Menurut pakar di bidang hubungan, Helen Fisher Ph.D, cemburu dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Terutama ketika kita sudah merasa enggak percaya diri, terancam, dan kemudian mengekang pacar secara berlebihan. Di saat itu lah, kita mulai bersikap posesif.

Posesif adalah situasi ekstrem yang terpicu dari rasa cemburu. Perilaku posesif merupakan bentuk ‘kepemilikan’ dan kontrol kita pada si pacar. Saat bersikap posesif, kita jadi melihat pacar sebagai sebuah barang, bukan lagi sosok yang sama dengan kita.

Kita merasa berhak untuk mengatur dan melarang pacar melakukan hal-hal yang enggak kita sukai. Enggak peduli dia setuju atau enggak. Kita juga udah enggak percaya lagi dengan pacar, kita selalu ingin mengecek di mana ia berada, dengan siapa, dan lagi ngapain.

Kita terus curiga dan merasa orang lain enggak berhak dekat-dekat dengan pacar karena pacar adalah milik kita seorang. Atau sebaliknya, kita diperlakukan seperti itu oleh pacar.

Kalau sudah masuk ke tahap yang lebih parah, posesif bisa jadi bersikap melarang pasangan untuk bertemu dengan orang lain karena enggak percaya sama orang-orang di sekitarnya, enggak mau pacar jauh-jauh dari kita, mengontrol apa yang boleh atau enggak dilakukan oleh pacar, mengatur cara berpakaian, dan enggak berhenti chat atau menelepon saat sedang enggak bersama.

Alhasil pihak yang jadi korban posesif itu jadi merasa enggak punya kehidupan pribadi yang bisa dia kuasai sepenuhnya.

Dia kehilangan kesempatannya untuk bebas berteman dengan siapa pun atau pun mencoba berbagai kesempatan baru yang mungkin aja menyenangkan dan menguntungkan dia hanya karena larangan dari sang pacar yang alasannya enggak masuk akal, yaitu cemburu.

“Mantanku dulu selalu melarangku untuk main sama teman-teman yang dia enggak kenal. Aku juga selalu diantar jemput setiap pergi dan pulang sekolah. Walaupun hari itu dia enggak bisa jemput, supirnya  yang bakal mengantarku. Alasannya sih, dia takut aku digodain sama cowok lain. Dia juga pernah bilang kalau dia merasa khawatir bakal kehilangan aku karena dia sayang sama aku.” (Jane, 20)

Baca juga: 7 Tanda Kita Terlalu Suka Sama Gebetan Sampai Bawa Hal Negatif di Hidup Kita Sehari-hari

Untuk si pelaku, posesif dapat menyebabkan keegoisan, enggak pernah merasa tenang, dan kecemasan berlebihan. Sedangkan bagi korban, posesif bisa membuatnya jadi depresi, menimbulkan trauma, dan merasa rendah diri.

Kalau kita pernah melakukan atau menjadi korban dalam hubungan yang posesif, bicarakanlah dengan pacar bahwa hubungan tersebut semakin enggak sehat. Jika udah enggak ada lagi solusi, lebih baik akhiri hubungan itu.

Dan tentu saja sebaliknya, kita juga perlu bertanya apakah kita bertindak posesif sama pacar? Apalagi kalau udah berlebihan.

Soalnya hubungan yang di dalamnya diwarnai oleh tindakan posesif yang berlebihan, enggak akan membawa efek positif, baik bagi si orang yang posesif atau pun pasangan yang jadi korban.

Tentunya, kita enggak mau dong, terkurung enggak bahagia dalam hubungan yang enggak sehat?

Baca juga: Menurut Pengakuan Cowok, Ini 5 Alasan Mereka Lama Membalas Chat Dari Kita