Kadang kalau lagi capek karena setumpuk tugas sekolah atau kuliah, kita menemukan diri kita pengin banget makan sesuatu yang asin-asin kayak keripik kentang atau biskuit. Kalau lagi sedih, mendadak kita jadi pengin makan yang manis-manis kayak es krim atau cokelat. Kalau dua hal ini sering terjadi, bisa jadi kita adalah seorang emotional eater alias orang yang cenderung “lari” ke makanan saat lagi stres atau bad mood.
Beda antara benar-benar merasa lapar sama pengin makan karena emosi sesaat itu tipis, makanya kita harus mulai belajar buat membedakan keduanya. Bukan cuma supaya berat badan kita enggak naik, tapi juga supaya kita bisa menemukan cara yang lebih sehat buat menghadapi stres. Karena itu, kita bisa coba 5 cara simpel ini biar enggak jadi makan berlebih saat lagi stres atau bad mood, girls!
Saat kita merasa pengin makan, coba pikirkan baik-baik, apa kita enggak peduli makan sama apa yang penting makan dan enggak lapar lagi, atau kita pengin banget makan suatu makanan sampai bisa disebut “ngidam”? Kalau jawabannya yang pertama, artinya kita benar-benar lapar. Sementara kalau jawabannya yang kedua, berarti kita makan cuma karena sedang mengalami gejolak emosi.
Diari enggak cuma buat menuangkan perasaan kita. Ada juga diari yang tujuannya lebih spesifik, kayak diari buat mencatat mimpi atau… diari makanan. Kita bisa mulai dengan tanya ke diri sendiri: kapan terakhir kita makan, berapa banyak yang udah kita makan, apa seharusnya kita udah merasa lapar lagi? Jawabannya kita tulis di diari itu. Catat juga kapan kita makan dan gimana perasaan kita waktu makan. Setelah seminggu atau lebih, kita mulai bisa melihat polanya. Kalau kita lebih sering makan saat perasaan kita lagi enggak baik, itu tandanya kita termasuk emotional eater.
Klik halaman selanjutnya untuk cari tahu cara simpel lain biar enggak jadi makan berlebih saat lagi stres atau bad mood, yuk!