Cewek 15 Tahun Asal Bandung Ini Memperjuangkan Hak Anak & Menentang Pernikahan Dini Sampai ke PBB

By Ifnur Hikmah, Rabu, 1 November 2017 | 23:30 WIB
foto: dok.pribadi (Ifnur Hikmah)

Kenalan dengan Putri Gayatri, yuk. Cewek keren satu ini peduli banget terhadap hak anak dan sangat menentang nikah muda.

Berkat kepeduliannya ini, Putri berkesempatan menjadi wakil Indonesia di siding PBB di New York. Yuk ikuti cerita Putri Gayatri, cewek SMA asal Bandung yang memperjuangkan hak anak dan menentang nikah dini sampai ke PBB.

(Lihat juga: Cewek 19 tahun asal Indonesia ini magang di kantor pusat Google di New York. Baca ceritanya di sini)

Selain sekolah, Putri memang aktif berorganisasi. Cewek yang bersekolah di SMA Negeri 1 Banjaran, Kabupaten Bandung ini aktif di organisasi Save the Children sejak SMP.

“Aku gabung sama organisai Forum Anak di kabupaten. Kalau di sekolah aku aktif di English Club, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK), dan UKS,” cerita Putri.

Alasan Putri bergabung dengan Save the Children ternyata karena organisasi ini mengunjungi SMP dia, yaitu SMP Negeri 1 Pameungpeul.

Saat itu, mereka mendiskusikan soal diskriminasi yang dialami anak penyandang disabilitas di sekolah. Termasuk soal minimnya fasilitas sekolah yang mendung penyandang disabilitas ini.

“Kebetulan di sekolahku ada anak dengan disabilitas. Sama teman dan guru kadang mereka didiskriminasi. Kadang fasilitas dari sekolah pun kurang memadai buat mereka.

Akhirnya kami mengusulkan topik ini buat dikampanyekan melalui Save the Children. Kami mengusulkan adanya pendidikan inklusif di sekolah.

Jadi, pendidikan inklusif itu pendidikan khusus anak penyandang disabilitas. Mereka enggak mesti sekolah di SLB, lho. Masuk sekolah umum pun sebenarnya boleh. Tapi, tentunya harus ada dukungan dari sekolah,” beber Putri.

(Dokter cewek asal Indonesia ini bekerja di daerah konflik perang. Baca ceritanya di sini.)

Kampanya ini berhasil karena sekolah akhirnya bisa memfasilitasi anak dengan disabilitas. Kampanye ini juga memotivasi anak penyandang disabilitas lainnya untuk masuk ke sekolah mereka.

Selain diskriminasi terhadap anak penyandang disabilitas, Putri juga peduli dengan pernikahan usia dini. Semua berawal dari terpilihnya Putri sebagai wakil Jawa Barat untuk datang ke acara Koalisi Aksi 2015.

Bersama 15 anak dari seluruh Indonesia yang berumur di bawah 15 tahun, mereka membicarakan soal Millenium Development Goals (MDGs).

Kebetulan tahun 2015 merupakan tenggat waktu seluruh target MDGs harus terpenuhi. Lewat Aksi 2015 mereka pun membicarakan target baru, resolusi yang harus ditingkatkan, misalnya soal pendidikan dan kesehatan.

Salah satu masalah yang mereka bicarakan adalah soal pernikahan usia dini. Kebetulan, di daerah tempat tinggalnya sendiri banyak yang menikah di usia sangat muda dan Putri melihat langsung dampak negatifnya.

“Waktu itu aku mengeluhkan soal pernikahan dini karena memang di lingkungan sekitarku masih banyak terjadi usia dini. Mereka belum berumur 17 tahun, tapi sudah menikah.

Entah itu karena permasalahan ekonomi, masalah pergaulan, dan lainnya. Jadi kita menyampaikan aspirasi ke Pak Anis Baswedan, ke Komisi Perlindungan Anak, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak,” terang Putri.

Setelah Aksi/2015 berakhir, Putri mendapat panggilan dari Save the Children dan ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia di kongres SDGs (Sustainable Development Goals) PBB di New York.

Mirip dengan yang dilakukannya di Aksi/2015, di kongres ini Putri juga menyampaikan aspirasinya sebagai anak. “Biasanya kan anak cuma jadi orang yang nerima keputusan dan orang dewasa yang memikirkan, sekarang anak yang memikirkan, tapi masalahnya masih dalam lingkup anak juga. Di sana aku jadi bagian dari 20 anak dari 20 negara yang ikutan. Pokoknya suara kita benar-benar didengar,” kenang Putri.

Putri termasuk beruntung nih karena dari 20 anak yang hadir, ia ditunjuk sebagai wakil buat bicara di hadapan publik dalam Global Citizen Concert. Ini merupakan salah satu dari rangkaian pengesahan SDGs. Banyak public figure yang mendengarkan deklarasi ini.

“Waktu di New York aku mendapat kesempatan mewakili teman-teman di sana untuk bicara di Global Citizen Concert di Central Park. Ada 60 ribu pengunjung dan ada Wakil Presiden Amerika Serikat juga di sana.

Artis-artisnya juga ada, seperti Coldplay dan Ariana Grande. Padahal tadinya aku jarang ngomong di depan umum. Aku dikasih kesempatan untuk menyampaikan harapan anak-anak buat dunia ke depannya.

Aku menyampaikan bagaimana setiap orang bisa meyakinkan bahwa target SDGs bisa terwujud dan gimana setiap orang bisa mendorong pemerintah buat mewujudkannya,” tutup cewek kelahiran Bandung, 12 Februari 2000 ini. Salut banget ya sama Putri.