Ternyata, 10 Penyakit ini Bisa Dideteksi Lewat Bau Mulut!

By Aisha Ria Ginanti, Kamis, 12 Oktober 2017 | 13:20 WIB
Hati-hati! (Aisha Ria Ginanti)

Kesehatan gigi yang buruk kadang bisa menjadi penyebab bau nafas tidak sedap (halitosis) nih, girls! Tapi, bau mulut juga enggak selamanya menandakan kerusakan gigi aja, bisa juga karena ada penyakit yang lain. Menurut, studi dalam jurnal Gut April 2015 lalu, teknologi pengujian napas terbaru dapat mendeteksi kanker lambung dalam tahap awal. Tapi, kanker lambung bukan satu-satunya aja, lho! Jadi berikut ini ada 10 penyakit yang bisa dideteksi lewat bau mulut.

Penyakit gusi dapat menyebabkan bau mulut. Studi pada 2012 menemukan, bahwa terdapat hubungan langsung antara periodontitis dan gingivitis (radang gusi) dengan bau mulut. Halitosis ini adalah hasil dari bakteri yang tinggal di dalam mulut penderita.

Jangan panik dan langsung berpikir bahwa bau mulut menandakan kanker. Kanker dapat membuat napas seseorang memiliki banyak komplikasi. Bau pada pernapasan dapat mengidentifikasi kanker pada tahap awal. Cleveland Clinic telah menguji perangkat yang dapat mendeteksi kanker paru dari 80% pasien, hanya berdasarkan tes napas saja. Kemoterapi dan terapi radiasi dapat menyebabkan mulut kering dengan mempengaruhi produksi air liur. Tanpa aliran air liur yang cukup, bakteri yang tidak diinginkan dapat meningkatkan pelepasan gas sulfur yang dapat membuat bau napas lebih buruk.

Jika terkena alergi, selain tenggorokan gatal, hidung tersumbat, dan mata berair, kita juga dapat mengalami bau pada mulut, lho! Lendir dan ingus dapat menyediakan lahan untuk kuman jahat yang menyebabkan bau mulut. Sering kali ketika kita memiliki alergi, mulut akan kering. Hal ini juga menyebabkan bau pada mulut. Meskipun belum ada solusi yang baik bagi masalah ini, namun menghilangkan ingus dan menjaga mulut tetap bersih dan segar dapat membantu kita lepas dari alergi dan bau mulut.

(Baca juga: 7 Penyakit Ini Bisa Diprediksi dari Kondisi Kulit Kita. Lebih Baik Mencegah!)

Penderita diabetes mengalami produksi insulin yang tidak memadai. Hal ini dapat mengarahkan tubuh untuk membakar lemak, dan kondisi ini disebut ketoasidosis. Kondisi ini dapat berlanjut kepada peningkatan keton (produk dari metabolisme lemak) dan tubuh akan mengeluarkannya lewat urin dan paru-paru. Hal tersebut dapat menyebabkan napas bau seperti aseton (dimetil keton).

Penderita penyakit liver mengalami bau napas yang oleh ilmuwan disebut sebagai fetor hepaticus. Telah ditemukan bahwa bau apek pada mulut dapat mengindikasikan gangguan pada hati, bahkan sering kali muncul sebelum gejala lainnya.