Emma stone seolah enggak ada capeknya bikin kita semua kagum. Gimana enggak, karena aktingnya yang keren banget sebagai Mia di film La La Land, Emma berhasil memboyong tiga penghargaan bergengsi sekaligus sebagai aktris terbaik dalam Academy Award, Golden Globe Award dan the BAFTA Award. Kerja keras Emma selama ini akhirnya terbayar dengan predikat sebagai aktris paling diakui di industri perfilman terbesar dunia.
Gemerlapnya dunia Hollywood kadang “menyembunyikan” kerja keras yang dilakukan oleh para aktor dan aktrisnya, termasuk Emma. Yang kita lihat hanya kesuksesannya selama ini. Kita lupa kalau sama kayak kebanyakan dari kita yang punya mimpi besar saat masih kecil, Emma juga begitu. Kalau kita mungkin pengin jadi presiden, dokter, atau astronot, mimpi Emma sejak umur 4 tahun adalah jadi aktris. Enggak heran kalau dia menghabiskan waktu bertahun-tahun melatih suara dan kemampuan aktingnya di kelas teater.
Memasuki masa remaja, kita mulai diperlihatkan berbagai kenyataan yang menyakitkan. Banyak dari kita yang menyerah dan berpaling dari mimpi masa kecil kita. Tapi Emma berbeda. Dia enggak menyerah meski kenyataan yang tersaji di depan matanya menyakitkan. Makanya girls, kita bisa belajar banyak dari karakternya yang kuat ini.
Mirip karakter Mia, jalan Emma menuju keberhasilan jauh dari kata “mulus”. Setelah berhasil membujuk ortunya untuk pindah ke California, Emma mengikuti berbagai audisi selama bertahun-tahun, dan baru mendapat pengakuan public atas perannya dalam komedia Superbad di tahun 2007. Selama lima tahun terlibat dalam berbagai film dengan peran beragam, Emma terus belajar sampai akhirnya mendapat penghargaan pertamanya.
Meski begitu, Emma mengaku enggak pernah sekalipun berpikir untuk meninggalkan acting. Dia yakin suatu saat usaha dan kerja kerasnya pasti membuahkan hasil, karena dia juga enggak pernah berhenti membuka diri buat belajar. Mental kayak gini nih, yang penting banget buat selalu kita miliki, girls.
Emma mengakui kalau dia pernah mengalami kecemasan berlebihan saat kecil. “Waktu umur 7 tahun, aku yakin kalau rumahku kebakaran. Bukan halusinasi, tapi aku bisa merasakannya di hatiku. Aku merasa enggak bisa bernapas dan seolah hidupku akan berakhir,” ceritanya mengenang saat mengerikan itu. Untungnya karena mengikuti terapi dan sering tampil di panggung, Emma perlahan berhasil mengatasi kepanikannya.