Hari raya Idul Fitri alias lebaran, merupakan salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia.
Lebaran di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu tradisi mudik buat berkumpul bersama keluarga.
Sayangnya, enggak semua orang berkesempatan merayakan momen istimewa ini bersama keluarga.
Misalnya anak rantau yang karena sesuatu hal, terpaksa merayakan lebaran sendiri jauh dari orangtua.
Contohnya cewek bernama Tika Sari ini.
Meski kangen, cewek ini tetap tegar merayakan lebaran tanpa berkumpul bersama keluarga.
(Cerita cewek yang puasa 18 jam sehari di Kanada, baca di sini)
Cewek yang berusia 21 tahun ini bernama Tika Sari atau kerap disapa Tika.
Saat ini, ia sedang menempuh kuliah semester 6 di bidang ilmu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Lebaran tanpa keluarga sudah dijalaninya selama hampir 6 tahun ini.
“Udah agak lupa juga kapan terakhir kali lebaran bareng, kalau enggak salah sih awal kelas 1 SMA aku udah enggak merayakan lebaran bareng keluarga,” cerita Tika.
Awalnya, merayakan hari raya tanpa keluarga itu enggak mudah dan menantang, tapi karena keadaan yang enggak memungkinkan jadi bikin cewek ini terbiasa.
“Rasanya menantang banget saat lebaran enggak bareng sama keluarga. Semua orang pasti penginnya merayakan bareng keluarga. Tapi sekarang sih sudah biasa,” tambahnya.
Tika merayakan lebaran sendirian bukan karena enggak mau pulang dan bertemu keluarga.
Kedua orangtuanya sudah berpisah sejak lama, sehingga Tika terkadang memilih lebaran sendiri dengan sahabat atau kakaknya yang berada di Yogyakarta.
“Ya karena ada masalah keluarga, saat lebaran terkadang aku harus memilih lebaran bareng ayah di Lampung atau ibu di Temanggung.
Kadang jadinya milih lebaran di Yogyakarta aja. Toh, juga ada kakak yang tinggal di sini atau main sama teman-teman yang enggak lebaran,” ungkapnya.
Meskipun sudah terbiasa enggak berkumpul dengan keluarga, Tika masih merasa kangen pengin merasakan lebaran seperti yang dirasakan orang-orang pada umumnya.
Ada banyak hal dan tradisi saat lebaran yang pastinya bikin kangen luar biasa.
“Kangen banget! Keluarga aku suka bikin kue, yang paling bikin kangen itu setiap beberapa minggu sebelum lebaran kita bikin kue bareng,” kenang Tika.
Beragam kue dibuat hanya kebersamaan.
“Ada macam-macam kue seperti, kue putri salju, nastar dan banyak. Kita juga saling berbagi tugas, ayah yang masukin kue ke cetakan, Ibu yang ngaduk adonan, nanti aku yang panggang kuenya atau mengerjakan hal lain,” tambahnya.
Tradisi bikin kue dan kumpul-kumpul di dalam satu rumah jadi pengalaman yang enggak pernah terlupakan.
Dan, inilah yang paling membuat Tika kangen sama suasana lebaran.
Yang namanya kangen dan sedih karena enggak bisa kumpul bareng keluarga saat lebaran ini memang enggak bisa dipungkiri.
Apalagi kalau kondisinya punya orangtua yang udah berpisah dan kita tinggal merantau.
Intinya melihat mereka masih bisa merayakan lebaran udah menjadi kebahagiaan sendiri menurut Tika.
“Merayakan lebaran enggak melulu harus ada orangtua di samping kita sih. Tahu mereka masih sehat dan bisa merayakan lebaran meskipun enggak bareng sudah bisa menghilangkan rasa sedih, kok," tutupnya.
(Yuk baca, cerita cewek yang latar belakang keluarganya beda agama tapi saling mendukung)
(Sara)