Redaksi Cewekbanget.id Sehari Menjadi Cleaning Service Toilet di Lippo Mall Kemang

By Ifnur Hikmah, Jumat, 23 Juni 2017 | 06:14 WIB
Pengalaman sehari menjadi cleaning service di toilet mall (Ifnur Hikmah)

Cleaning service, sosok yang sering ditemui sehari-hari, tapi mungkin jarang kita perhatikan.

Kita bisa bertemu mereka di tempat umum, salah satunya toilet mall.

Pekerjaannya mungkin terlihat simpel, yaitu memastikan toilet selalu dalam keadaan kering dan rapi, sehingga kita merasa nyaman saat menggunakannya.

Namun kenyataannya enggak seperti itu.

Ketika kita mencoba menjadi cleaning service toilet, ternyata tanggung jawab yang diemban sangatlah besar.

(Lihat di sini pengalaman redaksi cewekbanget.id menjadi cleaning service di food court mall)

Selasa, 13 Juni 2017, saya, Ifnur Hikmah, Creative Editor Cewekbanget.id merasakan langsung bekerja sebagai seorang cleaning service toilet di Lippo Mall Kemang.

Saya ditempatkan di toilet di lantai Upper Ground, tepatnya di belakang toko Giordano.

Di sana, saya bertemu dengan Mbak Eka yang sudah bekerja sejak mall ini buka di tahun 2012 lalu.

Ada dua shift yang berlaku di sini, yaitu dari pukul delapan pagi hingga lima sore, dan dari jam dua siang hingga jam sembilan malam.

Saya sendiri baru datang jam sepuluh dan sebagian toilet sudah selesai dibersihkan oleh Mbak Eka.

Setiap cleaning service sudah harus memastikan toilet dalam keadaan kering dan rapi sebelum mall buka sehingga pengunjung bisa menggunakannya dengan nyaman.

Tugas pertama yang saya lakukan adalah membersihkan dan mengelap wastafel.

Ternyata, tugas cleaning service ini banyak banget. Seperti menyapu, mengepel, membersihkan semua bilik toilet, termasuk kloset, membersihkan kaca, dan memastikan ketersediaan tisu.

Kerjanya enggak henti-henti. Apalagi di saat ramai, seperti jam makan siang atau di akhir pekan. Soalnya, kita harus selalu memastikan toilet dalam keadaan kering.

Kita harus awas melihat genangan air. Jika ada, maka harus langsung dipel karena bisa berbahaya, yaitu bikin kepeleset.

Jadi, begitu ada pengunjung selesai menggunakan toilet, maka saya langsung mengeceknya, dan kalau ada air maka langsung dipel.

Ketika saya bekerja, pengunjung enggak terlalu ramai dan enggak harus ada antrian, sehingga saya masih punya waktu yang cukup untuk memeriksa setiap bilik. Bayangkan kalau lagi ramai, harus lebih sigap, deh.

Kadang kita sedang kebelet, sehingga suka enggak sabar menunggu petugas cleaning service membersihkan bilik toilet. Saya sendiri pernah seperti ini. Namun hari itu saya sadar kalau hal ini adalah demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung, jadi bersabar sedikit rasanya enggak masalah.

(Lihat di sini cerita redaksi cewekbanget.id menjadi petugas PPSU atau pasukan oranye)

Selain genangan air di lantai, saya juga harus mengecek keadaan wastafel. Kalau ada tetesan air, harus selalu dilap sampai kering. Makanya, semua cleaning service harus selalu membawa kanebo.

Kadang kita suka enggak sadar mencipratkan air atau mengeringkan tangan dengan cara mengibaskannya, sehingga air jadi berjatuhan ke lantai.

Jujur, saya sering seperti ini. Alih-alih mengeringkan dengan hand dryer, saya lebih suka memakai tisu lalu mengibaskan tangan hingga kering.

Selain tetesan air, banyak juga yang dandan sehingga sisa makeup dan rambut berserakan di wastafel.

Saya sendiri beberapa kali menemukan rambut di dalam wastafel. Kalau dibiarkan, ini akan menyumbat jalur pembuangan dan air jadi menumpuk. Karena itu, harus selalu dibersihkan.

Satu lagi pekerjaan dari cleaning service adalah menggosok kloset. Hal ini enggak harus dilakukan terus menerus. Biasanya di pagi hari sebelum mall buka dan di siang hari. Atau di saat tertentu, ketika ada yang jongkok di atas toilet dan bekas pijakan tercetak di sana.

Yup, Mbak Eka sering menemukan kejadian seperti ini. Di hari saya bertugas, untungnya tidak ada kejadian ini.

Jujur, saya tidak pernah menggosok toilet sebelumnya, jadi ini adalah pengalaman pertama. Awalnya Mbak Eka enggan, dia takut saya merasa jijik. Namun, saya bersikeras ingin mencoba karena ini ada di dalam daftar pekerjaan.

Saya pun membuang rasa jijik itu jauh-jauh dan mulai menggosok toilet. Bukan cuma bagian luar, bagian dalam juga harus digosok memakai kain yang sudah dibasahi sabun, begitu juga dengan penutup toilet. Setelah dibilas, dilap hingga kering.

Tisu memang enggak bisa dipisahkan dari toilet.

Namun sayangnya, banyak yang enggak membuang tisu dengan baik ke dalam tempat yang sudah disediakan.

Mbak Eka bilang kalau seringnya orang-orang cuma meletakkan begitu aja, atau memasukkan sekadarnya, sehingga tisu berserakan keluar karena disangka penuh.

Saya sendiri juga mengalaminya. Saat harus membuang tisu, saya pikir tempat sampah sudah penuh, sehingga tisu jadi berserakan di lantai. Padahal aslinya masih kosong.

Akhirnya, saya mengambil tisu itu dan memasukkannya ke dalam tempat sampah. Hal sesederhana membuang tisu ternyata juga bisa menambah pekerjaan para cleaning service.

Oh ya, tempat sampah ini juga harus rutin dicek. Kalau sudah penuh, harus dibuang ke tempat sampah besar yang ada di luar.

Lalu, kalau tempat sampah itu sudah penuh, harus dibuang ke trash bag yang ada di pantry. Mengangkat sampah ini, meski isinya sebagian besar adalah tisu, cukup berat juga.

Siapa yang suka ngaca di toilet? Saya sendiri suka, sambil touch up atau membenarkan hijab.

Untuk itu, kebersihan kaca harus diperhatikan.

Pagi-pagi, kaca ini dibersihkan menggunakan washer yang sudah dibasahi air sabun, lalu dikeringkan menggunakan squeeze.

Kelihatannya gampang, tapi setelah dicoba enggak segampang itu. Harus ada tekniknya.

Ketika mengeringkan memakai squeeze, harus bisa langsung dikeringkan dalam satu kali, tidak boleh diulang karena bisa menimbulkan bekas.

Ternyata, lumayan berat juga untuk mengeringkan memakai squeeze. Butuh beberapa kali percobaan sampai akhirnya saya bisa menggunakan alat ini.

(Lihat di sini cerita redaksi cewekbanget.id menjadi barista di coffee shop)

Pengalaman ini membuka mata saya soal profesi yang selama ini sering enggak kita anggap.

Pekerjaan ini membutuhkan kesigapan dan kita harus selalu awas mengecek apakah ada tetesan air, apakah tisu masih ada atau sudah habis, atau ada orang yang enggak menyiram kloset setelah digunakan.

Jika selama ini saya melihat dari kacamata pengunjung, hari itu saya melihat dari kacamata lain. Di balik rasa nyaman yang saya rasakan, ada seseorang yang selalu siap membersihkan toilet ini.

Capek? Pastinya, terlebih di bulan puasa. Walaupun ada di dalam ruangan dan tidak harus berpanas-panasan, energi kita tetap terkuras.

Begitu pulang dari Lippo Mall Kemang, bukan rasa capek yang saya bawa. Melainkan pengalaman baru, juga pelajaran baru untuk lebih menghargai orang lain.

Juga, untuk lebih bijak dalam menggunakan toilet umum di lain waktu.

Misalnya, sesederhana tidak mencipratkan air dan membuang tisu dengan baik karena tanpa disadari, tindakan yang kita anggap biasa ini ternyata malah menambah beban pekerjaan orang lain.

Untuk tahu pekerjaan seorang cleaning service toilet, bisa cek vlog saya berikut ini.