Indonesia Jadi Negara Termalas, Pedestrian di 7 Kota di Indonesia Ini Bikin Kita Betah Jalan Kaki

By Putri Saraswati, Minggu, 26 November 2017 | 09:15 WIB
foto: tribunnews (Putri Saraswati)

Baru-baru ini Universitas Stanford merilis hasil penelitiannya mengenai tingkat keaktifan manusia di berbagai negara dan Indonesia dinobatkan jadi negara termalas, girls!

Mereka menggunakan accelerometer yang ada di smartphone dan merekam langkah 700 ribu orang yang menggunakan aplikasi Argus.

Dari situ terlihat bahwa orang Indonesia rata-rata hanya berjalan 3513 langkah per hari. Ini berada di bawah rata-rata jalan penduduk dunia yakni 4961 langkah per hari.

Panas matahari yang terik, udara penuh polusi, dan pedestrian yang enggak ramah bikin kita lebih milih untuk bepergian menggunakan kendaraan bermotor.

Tapi, ternyata di Indonesia ada kok pedestrian yang ramah buat para pejalan kaki. Enggak percaya? Yuk intip daftarnya!

Saking ramainya, mungkin akan sulit menikmati jalan ini ketika musim libur tiba.

Tapi, daya tarik jalan yang dipenuhi oleh mall, pertokoan, hotel, dan destinasi wisata ini enggak akan berkurang, girls!

Kita bisa tetap merasakan suasana asli Yogyakarta ketika melintasi jalan ini.

Sejak kemimpinan Ridwan Kamil, tata kota Bandung emang terlihat jadi makin ciamik.

Salah satunya kawasan pedestrian Asia Afrika yang kini jadi lebih berwarna ini.

Jalan tempat terselenggaranya Konferensi Asia Afrika yang pertama ini dijamin bikin kita betah berjalan kaki.

Di Kota Bukittinggi, kita bisa berjalan kaki mengunjungi satu demi satu destinasi wisata, seperti Ngarai Sianok, Goa Jepang, Jembatan Limpapeh, Rumah Bang Hatta, dan Jam Gadang.

Lengkap deh!

Berbeda dengan kawasan pedestrian lain yang terletak di tengah kota. Jalan di Ubud ini terletak di daerah perbukitan.

Jadi, kendaraan yang lalu lalang enggak terlalu banyak. Kanan kiri jalannya pun dipayungi pohon rindang dan dikelilingi persawahan. Bikin adem.

Ramainya kendaraan di Jakarta ternyata enggak membuat kota ini lupa untuk menjadi ramah pada pejalan kaki.

Terbukti kawasan yang membentang dari Jl. Dr Satrio hingga Jl. Casablanca ini tertata dengan rapi layaknya Orchard Road di Singapura.

Kawasan ini paling pas disusuri saat malam hari. Ruas jalannya lebar dan kita bisa menikmati ragam kuliner khas Semarang.

Sedangkan di Tugu Muda, kita bisa sekaligus mengunjungi destinasi wisata Lawang Sewu.

Berjalan di kawasan ini, kita akan dibuat nyaman oleh kehadiran pepohon rindang di kanan dan kiri jalan.

Lelah berjalan, kita bisa beristirahat sejenak di tempat duduk yang tersedia di beberapa spot.