4 Ekspektasi yang Sering dimiliki Oleh Anak SMA Saat Jadi Mahasiswa Baru. Kenyataannya?

By Ifnur Hikmah, Rabu, 4 April 2018 | 11:45 WIB
Sebagai Mahasiswa Rantau, Ini Cara Cepat Yang Bisa Kita Lakukan Dalam Mencari Teman Baru (Ifnur Hikmah)

‘Udah jadi anak kuliahan nih, yeay! Udah bisa bebas dong?’ Jawabannya ‘big NO, girls’.

Banyak yang beranggapan kalau sudah jadi mahasiswa baru berarti udah enggak perlu dipusingkan lagi dengan yang namanya PR, diatur-atur guru, dan sekolah dari pagi sampai sore.

Padahal, dunia perkuliahan pun sama, hanya derajat usia saja yang berubah karena kita dinyatakan dewasa jika sudah menjadi mahasiswa baru. Berikut 4 ekspektasi yang sering dimiliki oleh anak SMA saat jadi mahasiswa baru. Kenyataannya?

Banyak dan lamanya kita masuk kelas saat kuliah bergantung banget dengan jadwal kelas dan jumlah SKS yang dipilih. Jadi dalam dunia perkuliahan, kita menentukan sendiri mata kuliah apa yang mau kita ambil selama satu semester.

Kalau mengambil mata kuliah yang hanya 2 SKS maka kita akan berada di kelas selama satu setengah jam, kalau 3 SKS biasanya dua jam atau lebih. Beruntung kalau kita dapat jadwal dua SKS dan hanya dua mata kuliah dalam satu hari. Tapi kalau kita dapet jadwal yang enggak enak, bisa seharian di kampus.

Misalnya dapet mata kuliah 3 SKS dan tiga mata kuliah dalam satu hari, perhitungan jam belajarnya sama saja kayak waktu SMA dulu. Jadi dalam menentukan jadwal kuliah kita harus pintar-pintar memilih agar tidak terlalu padat di hari tertentu dan tidak berbenturan dengan mata kuliah yang lain.

(Baca di sini pesan dari mahasiswa teknik mesin untuk calon mahasiswa jurusan teknik)

Jujur deh, bagi kita yang enggak pandai hitung-hitungan pasti nyangkanya enggak akan ketemu pelajaran matematika lagi saat kuliah. Padahal nyatanya, kita pasti akan bertemu dengan rumus-rumus lagi saat ambil mata kuliah statistik dimana mata kuliah ini adalah wajib kita ambil pada semester tertentu.

Fungsinya kita belajar ilmu statistik karena jika kita mengambil skripsi dengan jenis penelitian kuantitatif, maka kita wajib memakai rumus statistik. Kalaupun skripsi kita nanti kualitatif, tapi tetep harus belajar statistik dulu karena itu adalah mata kuliah wajib.

Memang penting juga bagi kita untuk mengikuti kegiatan di kampus, baik itu organisasi resmi kampus atau komunitas yang ada di kampus. Tapi, saat kita sudah memilih untuk mengikuti suatu organisasi, harus pinter-pinter membagi waktu antara kuliah dan organisasi.

Saat SMA dulu kita ada ekskul, dan kalau ada kegiatan ekskul saat jam belajar di sekolah tinggal minta izin ke guru lalu boleh deh keluar kelas. Tapi dalam dunia kuliah, banyak dosen yang enggak ngizinin mahasiswanya enggak hadir di kelas karena ada kegiatan organisasi.

Kebijakan tiap dosen untuk toleransi tidak hadir di kelas berbeda-beda, ada yang hanya boleh tiga kali tidak masuk dan ada yang hanya dua kali. Kalau nanti kita sering enggak masuk di kelas tertentu, ancamannya enggak akan lulus mata kuliah tersebut dan harus mengambil kembali mata kuliahnya di semester selanjutnya.

Pasti kita membayangkan asiknya saat wisuda bareng sama sahabat dan siap untuk memasuki dunia kerja. Padahal, waktu wisuda sangat bergantung dengan seberapa rajin kita saat kuliah dan ini akan berbeda-beda pada tiap mahasiswa.

Semakin kita rajin ambil kelas dan mengejar target SKS, semakin cepat kita lulus. Apalagi kalau skripsi bisa kita selesaikan dalam waktu singkat, masa kuliah tiga setengah tahun bisa kita dapatkan. Tapi kalau kita malas saat kuliah dan banyak mata kuliah yang harus kita perbaiki, jangan harap deh bisa wisuda bareng sahabat.

Gelar mahasiswa abadi masih banyak lho dialami oleh para mahasiswa hingga saat ini. Waktu SMA kita masuk sekolah bareng, lulus pun bareng. Kalau kuliah, masuk kampus bareng, lulus siapa cepat dia dapat.

(Indah Permatasari)