Teman Menyontek Gaya Kita alias Jadi Copycat. Sebel atau Harus Bangga?

By Indra Pramesti, Jumat, 27 April 2018 | 02:00 WIB
Teman Mencontek Gaya Kita. Sebel atau Harus Bangga? (Indra Pramesti)

Punya sahabat pasti seru banget kan girls, kita jadi punya teman yang selalu menemani dan berbagi cerita. Lebih seru lagi kalau kita bisa bertukar ide soal berpenampilan dan lain sebagainya.

Tapi pernah enggak sih merasa kalau teman udah mulai mencontek gaya berpenampilan kita, mulai dari pakaian, sepatu, sampai cara berdandan? Haruskah kita merasa bangga ditiru atau malah sebel? Wajar enggak sih kalau sebel?

Nah, biar enggak bingung simak penjelasannya secara psikologis berikut.

Meniru gaya teman bisa memiliki dua kemungkinan yakni terinspirasi atau malah menjiplak. Lalu apakah perbedaan antara terinspirasi dan menjiplak atau copycat?

Dalam bahasanya terinspirasi berarti menjadikan suatu contoh sebagai tolak ukur dalam diri sendiri. Sementara copycat atau menjiplak artinya meniru keseluruhan contoh tersebut.

Berbeda dengan menjiplak, terinspirasi memiliki arti kita masih punya ciri khas diri yang kita banggakan.

Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. kasus meniru atau copycat pada remaja terjadi karena kurangnya rasa percaya diri.

“Dia mencoba untuk meniru orang lain yang dianggap keren, tujuannya agar nilai dia di mata orang lain terangkat, walaupun kadang malah gagal.”

Salah satu alasan seorang remaja melakukan copycat juga karena mereka ingin dianggap dalam lingkaran pergaulan mereka tersebut.

“Mereka meniru teman lain untuk menjadi bagian dari pergaulan tersebut. Contoh kalau teman-teman satu geng pakai baju hitam, maka ia akan berusaha meniru menggunakan baju hitam juga, karena kalau ia menggunakan baju putih ia akan merasa tidak menjadi bagian dari geng itu.”

(Baca juga: 5 Tips Supaya Enggak Salah Kostum Waktu Nge-date Bareng Pacar atau Gebetan)

Kebiasaan teman yang suka meniru style atau gayanya memang terkadang bikin gerah. Kalau sesekali ditiru, kadang malah jadi bangga. Tapi berbeda kalau frekuensi menirunya terlalu sering.

Psikolog Anna Surti Ariani pun menerangkan kalau wajar seorang remaja merasa kesal kalau terus-terusan ditiru.

“Kalau sering ditiru, bahkan apapun yang dipakai atau dilakukan juga ditiru, nah itu yang biasanya terganggu. Gimana juga kita pengin jadi diri sendiri. Kita juga ingin bebas dari orang lain. Ingin juga keunikan kita diakui.” terangnya.

(Baca juga: 7 Kebiasaan yang Bisa Bikin Teman Satu Kamar Kost Merasa Enggak Nyaman)

Supaya nggak terlalu mengganggu, kita yang merasa terus ditiru bisa mencoba untuk mendekati teman itu dan menyampaikan secara hormat dan terus terang bahwa kita tidak suka ditiru.

Akan lebih baik lagi kalau kita bisa menyampaikan sisi-sisi baik dari teman kita tersebut,agar dia bisa mengenali sisi-sisi baiknya dan mengembangkan sisi baik itu tanpa harus meniru.