Kita Perlu Tahu! 7 Istilah yang Sering Kita Temui Pada Produk Skincare

By Jana Miani, Selasa, 29 Mei 2018 | 12:30 WIB
aminoapps.com (Jana Miani)

Saat membeli produk skincare biasanya banyak sekali istilah-istilah yang enggak kita ketahui.

Istilah itu juga yang bikin kita bingung dan bikin salah pilih skincare yang membuat wajah malah jadi rusak dan jerawatan. Makanya kita perlu tahu! 7 istilah yang sering kita temui pada produk skincare.

(Lihat juga di sini Contek 10 Style Memakai Outfit Garis-Garis ala Irene 'Red Velvet')

Paraben merupakan zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan produk kecantikan. Tapi enggak semua jenis paraben berbahaya untuk kulit.

Untuk jenis metil dan etil paraben dapat menyebabkan kerusakan kulit karena akan berubah menjadi racun kalau terpapar sinar ultraviolet.

Jenis paraben yang umum digunakan pada kosmetik yaitu methylparaben, propil dan butylparaben. 

Pada awalnya cruelty free ini digunakan untuk fashion karena penggunaan bulu-bulu hewan dengan cara membahayakan atau membunuh hewan tersebut.

Produk kosmetik yang diberi label cruelty free sama sekali tidak membahayakan hewan misalnya untuk bahan percobaan.

Beberapa kosmetik masih menggunakan bahan baku hewan seperti beeswax dari lebah dan asam laktat dari susu sapi tapi bahan baku tersebut didapatkan tanpa menyakiti hewan sehingga masih tergolong cruelty free.

Intip 8 Style Hijab ala Selebgram yang Cocok Buat Cewek Bertubuh Mungil)

AHA merupakan singkatan dari Alpha-Hydroxy Acids atau asam alpha-hydroxy. Sebenarnya AHA merupakan zat yang terdapat dalam buah-buahan dan yoghurt.

Berguna sebagai emolien yang dapat menggantikan sel kulit mati dengan sel kulit baru. AHA juga mensintesis kolagen sehingga dapat mengurangi garis-garis halus (keriput).

Singkatan dari Beta Hydroxy Acid atau asam beta-hydroxy yang berguna untuk memperbaiki tekstur dan warna kulit.

Kalau AHA terdapat banyak jenisnya, kalau BHA hanya memiliki satu jenis kandungan kimia dan sudah sering kita dengar yaitu Salicylic Acid.

Kebanyakan kita menemukan kandungan ini pada skincare untuk kulit berjerawat. BHA ini cocok untuk kulit berjerawat karena dapat membersihkan kotoran sampai ke dalam pori-pori. 

Hypoallergenic berarti skincare tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi reaksi alergi. Tapi sebenarnya enggak ada satu bahanpun yang dapat dipastikan enggak akan menimbulkan alergi.

Hypoallergenic sendiri sebenarnya klaim dari produsen makeup. Skincare yang hypoallergenic terbuat dari bahan-bahan yang enggak atau sedikit berpotensi menyebabkan alergi pada kulit.

Kalau membeli skincare ini kita tetap harus berhati-hati girls, karena alergi kembali lagi pada jenis kulit kita.

7 Rekomendasi Micellar Water di Bawah 100 Ribu Supaya Wajah Bersih Bersinar)

Dermatologist tested berarti skincare tersebut sudah diuji oleh dermatologis (dokter kulit). Namun, sebenarnya walaupun sudah teruji tapi enggak ada informasi lebih lanjut soal bagaimana produk tersebut diuji.

Enggak dijelaskan pula apakah produk tersebut diuji untuk jenis kulit tertentu. Karena jika dermatologi menguji produk tersebut hanya dengan beberapa orang, produk tersebut sudah bisa dianggap dermatologist tested.

Jadi kita tetap harus berhati-hati dengan mencoba terlebih dahulu produk skincare apakah aman dipakai pada kulit kita. 

Non-comedogenic berarti produk tersebut diformulasikan untuk menghindari kotoran yang menutupi pori-pori sehingga menyebabkan munculnya komedo.

Produk yang non-comedogenic biasanya bebas minyak. Walaupun produk skincare dianggap sebagai non-comedogenic yang cocok untuk kulit berjerawat, tapi harus dipastikan produk tersebut enggak akan menyebabkan komedo.

(Lihat juga di sini Rekomendasi 7 Glossy Lip Cream Nude yang Cocok Dipakai ke Sekolah/ Kampus)