5 Hewan yang Pernah Jadi Korban Ditelantarkan Karena Obsesi Fans Terhadap Film

By Putri Saraswati, Selasa, 29 Agustus 2017 | 14:00 WIB
5 Hewan yang Pernah Jadi Korban Ditelantarkan Karena Obsesi Fans Terhadap Film (Putri Saraswati)

Melalui akun Twitternya, Jumat (25/8), penulis novel kenamaan Harry Potter, J.K. Rowling, menyampaikan kekhawatirannya mengenai obsesi fans menjadikan burung hantu sebagai hewan peliharaan.

Dia juga mengingatkan kembali para fans bahwa cerita Harry Potter, termasuk menjadikan burung hantu sebagai peliharaan, adalah fiksi.

Nah, kasus ini ternyata bukan yang pertama kali lho. Sebelumnya beberapa film dan drama yang melibatkan hewan juga pernah menginspirasi tindakan impulsif para fans untuk membeli kemudian memelihara jenis hewan yang sama dengan yang ada pada film.

Namanya juga tindakan impulsif. Dilakukan spontan menuruti keinginan pada saat itu tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran panjang. Hewan-hewan ini kemudian enggak jarang justru ditelantarkan saat sang pemilik udah merasa bosan.

Berikut 5 hewan yang pernah jadi korban ditelantarkan karena obsesi fans terhadap film.

Fans GoT memilih Siberian Husky sebagai hewan peliharaan karena dianggap mirip dengan hewan ‘direwolves’yang ada di dalam cerita. Setelah GoT tayang, jumlah anjing Siberian Husky yang terlantar meningkat 8 kali lipat. Aktor Peter Dinklage (Tyrion Lannister) akhirnya bekerja sama dengan organisasi PETA untuk mengimbau para fans agar berhenti membeli Husky jika enggak bisa memeliharanya dengan baik.

Saat film pertama Ninja Turtle rilis pada tahun 90an, di Inggris banyak orang tua yang menuruti permintaan sang anak untuk membeli kura-kura Brazil. Spesies ini susah ditemukan di Inggris, jadi harus didatangkan dari negara lain, seperti Amerika.

Sayangnya para orang tua dan anak-anak ini enggak tahu kalau kura-kura Brazil bisa tumbuh hingga mencapai 30 cm yang tentunya akan memerlukan perawatan yang lebih sulit. Akhirnya hewan ini pun ditelantarkan dengan cara dilepas ke saluran air.

Setelah film Finding Nemo rilis pada tahun 2003, penjualan ikan badut meningkat di banyak negara. Mayoritas ikan badut yang dijual tersebut diambil langsung oleh produsen dari laut lepas dengan cara menggunakan racun sianida.