Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikagetkan dengan kemunculan situs ‘nikahsirri.com’ dan aplikasi smartphone “NIKAHSIRRI”. Situs dan aplikasi ini secara terang-terangan memberikan layanan pernikahan sirri dan praktik lelang perawan.
Dengan tagline “Mengubah zinah menjadi ibadah”, situs ini menyuarakan misinya untuk menolak perzinahan dengan cara membantu para klien (calon pengguna layanan) untuk menemukan pasangan (mitra) yang bersedia dinikahi agar syahwat atau napsu mereka bisa tersalurkan dengan “baik” dan “tepat”.
Sang pendiri, Aris Wahyudi, pun ditangkap oleh pihak kepolisian atas dugaan tindak pidana ITE dan atau pornografi serta perlindungan anak.
Untungnya saat ini situs dan aplikasi ‘NikahSirri’ udah diblokir oleh pemerintah. Kalau enggak, bayangkan bahaya dan kerugian seperti apa yang bakal menimpa banyak orang. Berikut 4 fakta kontroversi soal layanan ‘NikahSirri yang meresahkan masyarakat.
Situs ‘Nikahsirri’ menawarkan lima layanan, antara lain mencari istri, suami, penghulu, saksi, dan lelang perawan/perjaka. Pada lelang perawan, tim dokter dari ‘nikahsirri’ akan melakukan tes keperawanan pada para mitra cewek. Sedangkan tes keperjakaan mitra cowok dilakukan dengan ‘sumpah pocong’ bersama para ulama.
Para klien yang pengin menggunakan jasa di ‘NikahSirri’ ini minimal harus memiliki satu koin mahar, yang satu koinnnya bernilai Rp 100 ribu. Setelah itu klien baru bisa mencari dan menetapkan mitra yang bakal dinikahi.
Dalam menjalankan programnya, ‘NikahSirri’ mengatasnamakan agama dan misi untuk membantu keluarga miskin untuk mengatasi kesulitan ekonomi. Mereka bahkan dengan gamblang menyatakan dalam situsnya, “keluarga miskin mempunyai sebuah aset, yang bila disosialisasikan secara luas, bisa mempunya nilai yang sangat tinggi, yaitu “keperawanan” anak gadisnya.”
Program ‘NikahSirri’ yang dikelola oleh Partai Ponsel ini enggak menganut paham ‘suka sama suka’ sebagai dasar sebuah pernikahan. Menurut sang pendiri, Aris Wahyudi, semua mitra yang fotonya terpampang di situs udah berkomitmen untuk menikah dengan siapapun klien yang memilihnya nanti.
Dalam situs tertulis bahwa salah satu keuntungan adanya program ‘Nikahsirri’ adalah terciptanya kondisi Indonesia yang damai. Pendiri program berangkat dari sebuah penelitian yang melakukan pengamatan pada dua jenis kera, simpanse & bonobo. Simpanse cenderung meyukai kekerasan karena jarang melakukan aktivitas seksual. Berbeda dengan bonobo yang hidup damai karena hasrat seksualnya tersalurkan. Program “Nikahsirri’ mereka klaim mampu menciptakan situasi damai di Indonesia.