Film Indonesia terbaru, Posesif, yang mulai tayang dari 26 Oktober 2017 lalu menceritakan tentang kisah percintaan remaja yang enggak biasa. Yudhis (Adipati Dolken) dan Lala (Putri Marino) adalah teman satu SMA yang kemudian saling jatuh cinta. Yudhis yang merupakan siswa baru di sekolahnya naksir duluan sama Lala. Akhirnya mereka pun memilih untuk pacaran.
Konflik pun mulai bermunculan, mulai dari Lala yang pengin meninggalkan dunia atlet loncat indahnya, Yudhis mulai membatasi pergaulan Lala dengan teman-temannya, hingga konflik lainnya yang akhirnya bikin Lala sadar, sifat asli Yudhis enggak sama seperti yang dia lihat selama ini. Dari film Posesif, ini pelajaran cinta yang bisa kita ambil.
Posesif itu wajar sebenarnya, apalagi kalau sama pacar sendiri. Tapi kita harus paham bahwa posesif yang berlebihan akan jadi berpotensi untuk terjadinya kekerasan dalam berpacaran. Mungkin awalnya terlihat baik dan super perhatian. Tapi lama kelamaan bisa semakin parah.
Posesif berlebihan bisa digambarkan dari karakter Yudhis yang membatasi pergaulan Lala, selalu penginnya hanya berdua dengan Lala, 'meneror' Lala dengan puluhan missed calls kalau pacarnya enggak bisa dihubungi, harus mau selalu diantar-jemput.
Ketika kita sudah melihat tanda posesif yang berlebihan, maka kita harus mulai berpikir dua-tiga kali untuk lanjut pacaran dengan dia.
(Baca juga: 5 Alasan Kita Wajib Nonton Film Posesif yang Dibintangi Adipati Dolken & Putri Marino)
Kekerasan dalam pacaran itu bisa bentuknya verbal atau non-verbal. Dalam film Posesif, digambarkan Yudhis awalnya hanya membentak Lala, tapi akhirnya kekerasan semakin parah. Sebenarnya, mau dalam bentuk kekerasan apa pun, baik verbal atau enggak, seorang cowok yang sayang sama kita enggak wajar melakukan hal tersebut.
Kita punya hak untuk mutusin dia dan jangan pernah berpikir kalau kita bisa mengubah dia. Pacar yang kasar enggak akan bisa berubah, kecuali dari kemauannya sendiri.
Kadang kita malu atau sungkan untuk terbuka sama orangtua, apalagi tentang pacar. Hal itu juga dirasakan Lala pada ayahnya. Akhirnya Lala malah membohongi ayahnya demi bisa bersama Yudhis. Seharusnya, sebagai seorang anak, kita harus terbuka dengan orangtua, apa pun kondisinya. Mereka pasti mau mengerti dan memaafkan, juga akan melindungi kita.
(Baca juga: Yuk, Kenalan Lebih Dekat dengan Gritte Agatha, Pemeran Ega dalam Film Posesif!)
Lala punya dua sahabat sejak masih SD, Ega dan Rhino. Tapi ketika Lala pacaran sama Yudhis, dia enggak punya banyak waktu untuk sahabatnya. Parahnya, ketika ada masalah dengan Yudhis, Lala menyimpan semuanya sendiri.
Benar banget bahwa kita yang boleh memutuskan mau curhat atau enggak, tapi menyimpan masalah sendirian enggak akan berujung baik. Sharing is caring, dan dengan curhat pikiran kita jadi lebih terbuka.
Yudhis sayang banget sama Lala, tapi saking sayangnya, dia menganggap bahwa hubungan mereka untuk selamanya. Girls, selama kita masih muda, kita harus paham, ada hal-hal yang jauh lebih menyenangkan dibandingkan hanya sibuk pacaran. Dunia bukan milik berdua dan yang namanya pacaran juga bisa putus.
Lebih baik gunakan waktu yang ada untuk melakukan apa yang kita suka dan senangi. Dengan begitu, hidup kita jauh lebih berwarna.