6 Perbedaan Antara Guru di SMA dan Dosen di Kuliah!

By Indra Pramesti, Kamis, 16 November 2017 | 10:07 WIB
Ini dia perbedaan guru dan dosen! (Indra Pramesti)

Jadi anak kuliahan tentunya mengharuskan kita buat segera beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dengan SMA. Bukan cuma cara belajar suasana kelasnya, dosen di perkuliahan ternyata berbeda banget sama guru-guru kita ketika di bangku SMA. Apa sih yang membedakan keduanya? Yuk simak penjelasan perbedaan antara guru di SMA dan dosen di kuliah!

(Baca juga: )

Guru di sekolah punya jadwal mengajar yang sudah ditentukan mulai pagi hingga sore. Jadi selama jam tersebut, guru pasti ada di sekolah. Kalau lagi jam istirahat kita juga enggak susah untuk menemui dan ngobrol soal tugas atau pelajaran yang belum kita pahami.

Berbeda dengan dosen yang jarang punya jam mengajar yang berkelanjutan. Jadi kadang selesai ngajar, dosen bisa langsung pergi ke tempat lain. Kita enggak ada waktu buat ngobrol.

Guru di sekolah punya kebiasaan mengabsen kehadiran siswa sebelum pelajaran dimulai. Kalau ada yang udah bolos lama, biasanya guru langsung bertindak dan manggil ke ruang konseling.

Dosen di kuliah beda cerita. Kadang kita cuma dikasih lembar kehadiran terus disuruh tanda tangan di situ, menandakan kalau kita hadir. Tapi jangan dianggap remeh. Meskipun cenderung enggak peduli klau kita bolos kelasnya berkali-kali, dosen tahu lho wajah-wajah mahasiswanya yang bolos sekalipun.

Nah, biasanya ada juga dosen yang memasukkan nilai kedisiplinan masuk kelas ke nilai akhir semester nanti. 

Saat kita lagi absen kelas, guru terkadang akan memastikan PR atau tugas apa yang kita lewatkan. Berbeda dengan dosen yang cenderung enggak mau tahu. Kita harus usaha sendiri nyari info lewat teman sekelas kita di mata kuliah tersebut.

(Baca juga: )

Guru di sekolah kebanyakan menerangkan pelajaran dengan mencatat di papan tulis atau memberi kita lembaran worksheet supaya kita bisa mudah mengikuti penjelasannya.

Dosen beda lagi. Seringnya, dosen akan menjelaskan mata kuliahnya lewat power point. Dan dari poin-poin dalam presentasinya akan ada banyak banget penjelasan yang enggak tertulis. Kita pun jadi diharuskan waspada sama info-info penting yang layak buat dicatat.

Sayangnya, kita sering kelewat sama penjelasan pentingnya itu. Satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan selain nanya teman adalah membaca buku literatur dari mata kuliah itu. It takes a lot of time and effort, tapi dijamin saat ujian nanti kita bakal lancar.

Kita juga bisa merekam suara dosen kita waktu ngasih penjelasan kok girls, cara ini malah lebih praktis.

Guru di sekolah selalu memberi kita PR setiap selesai menjelaskan materi pelajarannya. Biasanya target guru memberi PR adalah supaya kita bisa mengulang materi yang diajarkan. Dan apakah kita sepenuhnya paham.

Dosen beda lagi. Di masa-masa kuliah, kita akan banyak dihadapkan dengan jenis tugas essay atau presentasi. Dosen enggak mau kita cuma disiplin ngerjain tepat deadline aja, tapi isi pembahasan tugas kita juga harus kritis dan analitis.

Banyak guru yang menegur atau malah merampas hal-hal yang bikin kita enggak memperhatikan penjelasannya. Seringnya sih handphone. Kalau udah ditegur biasanya kita ada kemungkinan dipanggil ke ruang konseling tuh.

Dosen enggak peduli kita mendengarkan penjelasannya atau enggak. Dosen juga jarang menegur mahasiswanya kalau enggak memperhatikan penjelasan. Nilai tugas dan ujian kita lah yang menentukan nanti. 

(Baca juga: )