Psikolog John Gottman mengungkap ada hal-hal yang bisa membuat suatu hubungan cinta itu gagal, yakni kritik berulang dan ekspresi enggak suka yang diwujudkan dalam bentuk sarkasme, defensive dan diam tanpa memberi jawaban.
Kai Qin Chan melakukan penelitian pada 197 mahasiswa National University of Singapuore dan mendapatkan fakta bahwa mahasiswa yang ditugaskan menulis kisah cinta mereka sebelum makan permen asam manis, cokelat pahit dan air sulingan, merasa ketiganya lebih manis dibanding mahasiswa yang enggak menuliskan kisah cintanya.
Saat jatuh cinta otak memproduksi dopamine yang punya efek sama dengan kokain. Makanya kita cenderung pengin terus ketemu atau bersama dengan orang yang kita taksir atau kita cintai.
Situs psychologytoday.com menjelaskan kalau trauma masa kecil karena ditelantarkan atau disiksa bisa bikin korbannya jadi enggak terbuka untuk mencintai seseorang atau membuka hatinya untuk orang lain karena takut dikecewekan.
Berdasarkan penelitian oleh YouGov untuk eHarmony, 39% cowok lebih cepat bilang cinta pada ceweknya setelah sebulan berpacaran, dibandingkan cewek hanya 23%.
Berdasarkan penelitian yang dimuat di jurnal Motivation and Emotion pada tahun 2013, orang yang lagi jatuh cinta cenderung enggak fokus mengerjakan sesuatu yang butuh konsentrasi tinggi karena tingkat keseimbangan antara fokus dan fantasi di otaknya enggak seimbang.
Selama tiga bulan pasangan yang pacaran masih dalam masa ‘rose-colored glasses’ alias masa-masa indah. Setelah lepas waktu tersebut, baru deh pasangan mulai merasakan masalah-masalah timbul dalam hubungannya.
Penelitian di University Pittsburgh menemukan kalau cewek yang punya hubungan harmonis dengan pasangannya punya risiko terkena penyakit jantung lebih rendah. Penelitian lain di University of Iowa mengungkapkan kalau penderita kanker ovarium yang punya hubungan harmonis dengan pasangan, punya pembunuh sel kanker alami dalam sel darahnya.