5 Aplikasi Medsos yang Mulai Ditinggalkan Peminatnya. Kamu Setuju?

By Debora Gracia, Selasa, 23 Januari 2018 | 13:20 WIB
Pernah memakainya? (Debora Gracia)

Medsos memang bersifat dinamis, mungkin hari ini banyak peminatnya tapi siapa tahu besoknya tidak lagi yang aktif di sana. Beberapa medsos ini mulai sepi peminatnya, walaupun dulunya sempat berjaya. Apa saja? Coba cek, di antara lima medsos ini mana yang enggak pernah kamu akses lagi?

Dirilis pada 2011 lalu, Google+ dianggap bisa menyaingi Facebook. Awal sempat aktif banget, pendaftarnya sampai miliaran akun. Tapi, laporan dari Stone Temple Consulting pada 2014 menunjukkan pengguna aktifnya tinggal sekitar 100 juta. Dari jumlah tersebut, yang rutin mengunggah konten hanya 3,5 juta pengguna. Angka itu enggak sebanding dengan pengguna aktif Facebook yang katanya dua miliar setiap bulannya.

(Baca juga: 3 Alasan Medsos Membuat Kita Terobsesi dengan Hidup yang Sempurna)

Tahun 2012-2014, Path sempat berjaya banget. Meski kini masih banyak yang menggunakan Path di Indonesia, tapi tidak seaktif dulu. Awalnya, keunggulan Path adalah membatasi teman yang hanya bisa 50 orang, lalu jadi 150 orang, hingga sekarang enggak ada batas sama sekali.

Popularitas Path makin menurun saat terkait kasus privasi pengguna. Path diam-diam bisa mengakses dan menyimpan kontak telepon pengguna tanpa izin. Setelah meminta maaf, Path ketahuan lagi menyimpan data privasi dari pengguna-pengguna di bawah umur pada 2013 lalu. FTC mendenda Path sebesar 800.000 dollar AS atau sekitar 10 miliar rupiah karena kasus ini. Kini pengguna aktif Path hanya tersisa lima juta orang, tetapi operasionalnya tetap dipertahankan.

(Baca juga: Perilaku yang Sering Dilakukan dalam Medsos, Berdasarkan Zodiak Kita)

Dirilis tahun 2016, Gab mirip dengan Twitter. Hanya saja Gab memungkinan penggunanya untuk memberikan pesan-pesan negatif tanpa khawatir akun akan di-suspended. Enggak heran medsos ini mendapat julukan "Twitter untuk orang-orang rasis". Bahkan iOS dan Android menolak Gab, jadi Gab hanya bisa digunakan pada PC saja.

Medsos ini enggak populer di Indonesia, pengguna globalnya pun hanya 225.000-an. Meski sedikit, pengguna Gab bisa dibilang loyal karena punya karakteristik yang tersegmentasi. Itu yang bikin Gab masih bertahan.

Sebelum Facebook tenar seperti sekarang, MySpace sempat berjaya dan jadi saingannya Friendster. Dirilis tahun 2003, keunggulan MySpace ada pada kemampuan memodifikasi profil sesuai karakter, dengan latar belakang musik sesuai pilihan pengguna dan ragam GIF yang menggemaskan.

Saat ini Myspace masih bisa diakses, tapi khusus bagi yang hobi musik dan pop-culture yang tersegmentasi. Pengguna aktif bulanannya sekitar 15 jutaan.

Pada tahun 2014 lalu, saat medsos Yo dirilis, awalnya hanya sebuah candaan karena medsos ini tepat dirilis dengan hari April Mop. Dulu, kegunaannya hanya satu, yaitu pengguna bisa mengirimkan imbuhan "yo" untuk pengguna lain.

Seiring perkembangannya, fitur dalam Yo diperbanyak, mulai dari pembagian lokasi hingga foto. Sejak dirilis, ada 3 juta orang men-download Yo dan 100 juta "yo" dikirim antar pengguna. Kini aplikasi ini masih bisa digunakan, tapi enggak jelas berapa pengguna aktifnya.

Kompas.com/Fatimah Kartini Bohang

Artikel ini pertama kali tayang dengan judul, " 5 Media Sosial yang "Hidup Segan Mati Tak Hendak"