Gejala yang muncul sepertu keluar cairan yang berwarna kehijauan, putih, dan abu-abu dari vagian, serta berbau tajam.
Trichomoniasis
Disebabkan oleh parasit pada vagina. Gejalanya disertai dengan pembengkakan, gatal-gatal, rasa gatal, sakit saat buang air kecil, dan berbau amis.
Baca Juga: Seperti Apa Kondisi Labia Vagina yang Normal? Begini Penjelasannya
Alergi
Alergi ini umum disebabkan oleh kontak dengan zat-zat kimia dari sabun, deterjen, atau pun serat baju yang menyebabkan bengkak, kemerahan, dan juga inflamasi.
Kista Bartholin
Ketika kista ini muncul, kulit disekitar vagina dan labia terasa sakit. Kista Bartholin ini biasanya dialami oelh 2% perempuan di usia 20 tahunan.
Pencegahan Agar Tidak Bengkak
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Itulah mengapa, sebelum terjangkit, kita perlu melakukan pencegahan dini.
Cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah kondisi bengkak pada labia di antaranya:
- Enggak menggunakan 'semprotan pembersih vagina' (douche).
- Hindari penggunaan celana dalam yang ketat.
- Hindari penggunaan sabun, deterjen atau produk feminin lainnya.
- Mengonsumsi yogurt dan makanan yang mengandung probiotik lain.
Jika labia terlanjur bengkak hingga membuat kita enggak nyaman, untuk menyembuhkannya kita bisa mengompres dingin area yang bengkak.
Jika bengkak terasa sakit, kita bisa berendam menggunakan air hangat.
Kapan labia bengkak diangkap berbahaya?
Kebanyakan bengkak pada labia enggak selalu dianggap serius.
Tapi jika bengkaknya sudah termasuk kronis, nyeri, dan disertai dengan gejala lain seperti bau menyengat, muncul benjolan atau pun keluar cairan, kita harus segera menghubungi dokter ahli organ intim.
Bengkak pada labia memang bukan hal yang aneh, beberapa treatment bisa kita lakukan buat penyembuhannya.
Baca Juga: Cewek Wajib Tahu, Inilah 3 Hal Penting Tentang Labia Bibir Vagina