5 Cara Supaya Enggak Gampang Terpengaruh Tren. Biar Enggak FOMO!

By Indra Pramesti, Jumat, 27 April 2018 | 09:30 WIB
Kamu termasuk juga? (Indra Pramesti)

FOMO alias Fear of Missing Out adalah suatu keadaan di mana kita enggak bisa lepas dari sumber informasi, misalnya seperti gadget dan media sosial digital. Gejala FOMO biasanya sering ditunjukkan dengan terlalu berlebihan membuka media sosial berjam-jam dengan tujuan supaya enggak ketinggalan sama tren  yang baru muncul.

Kalau kita adalah orang yang gampang terpengaruh tren, hal ini kemungkinan besar bisa kita alami, girls. Padahal, selain media sosial dan gadget, ada banyak hal di luar sana yang seru buat kita lakukan, lho.

Enggak mau jadi FOMO? Ini dia 5 cara supaya enggak gampang terpengaruh sama tren!

(Baca juga: Teman Menyontek Gaya Kita alias Jadi Copycat. Sebel atau Harus Bangga?)

Hal pertama yang perlu kita lakukan supaya enggak gampang terpengaruh dengan tren adalah dengan lebih fokus sama hal-hal di sekitar kita. Tingkatkan kepekaan dan kesadaran kita sama hal-hal yang dekat dengan kita.

Biasanya, gampang terpengaruh sama tren itu karena kita menganggap orang lain lebih keren dalam hal gaya dan penampila, daripada kita. Oleh sebab itu, kita enggak mau ketinggalan dan pengin punya penampilan seperti mereka.

Kalau kita lebih peduli sama hal-hal yang dekat dengan kita termasuk hal-hal yang kita miliki, kita jadi enggak mempedulikan tren itu, lho. Karena kita menganggap apa yang kita miliki itu sudah cukup dan kita merasa nyaman tanpa harus mengikuti tren.

Kebanyakan dari kita terlalu memaksakan perhatian kita ke banyak hal dalam satu waktu, sehingga pikiran kita jadi rancu dan enggak terarah.

Oleh sebab itu, kita perlu membagi pikiran kita menjadi lebih sederhana. Misalnya saja, kalau kita punya tiga tugas dalam seminggu. Kalau kita mengerjakannya sepotong-sepotong setiap hari, maka kita jadi enggak gampang fokus sama apa yang kita kerjakan.

Coba bagi waktu kita, misalnya satu pekerjaan kita beri waktu pengerjaan sebanyak dua hari. Dengan demikian, otak kita diajak untuk fokus terhadap satu hal saja, tapi hasilnya bisa optimal.

Media sosial memang bisa kita jadikan sebagai sumber informasi kalau kita bisa tepat menggunakannya. Tapi di sisi lain, media sosial menyimpan hal-hal yang toxic dan enggak menyehatkan pikiran kita. Misalnya saja, kita jadi enggak punya cukup waktu untuk berinteraksi dengan orang terdekat dan sedikit punya kegiatan lainnya.

Menurut Darlene MCLaughlin, M.D., psikiatris dan spesialis kesehatan kepribadian dari Texas A&M Physicians, memaparkan kalau kita bisa kehilangan kontrol diri karena sering main media sosial.

Menurutnya, masalah utama FOMO adalah terlalu mementingkanhal-hal di luar dirinya dibandingkan dengan hal-hal di dalam dirinya atau yang dia miliki. FOMO juga gampang kehilangan jati diri dan berusaha menjadi orang lain yang jauh dari diri asli mereka.

Apa yang kita lihat di media sosial, ternyata enggak seperti apa yang kita bayangkan. Dalam sebuah tulisannya, John Grohol, Psy.D., founder dan CEO dari Psych Central menyatakan bahwa saat ini orang-orang cenderung lebih suka menunjukkan sisi baik dalam hidup mereka. Ini artinya, persona yang kita tunjukkan di jejaring online dan media sosial hanyalah ilusi dan sarana menunjukkan versi diri kita secara berlebihan.

Daripada takut enggak bisa mengikuti tren, lebih baik kita ubah cara berpikir kita dan mulai ‘menerima’ keadaan kalau kita ketinggalan tren. Kita enggak perlu harus mengikuti tren yang selalu berkembang, kok, girls. Malah yang lebih baik adalah ketika kita bisa memilah tren mana yang cocok dan nyaman buat kita. Setuju? (EliteDaily)

(Baca juga: Alasan Kenapa Orang-Orang Enggak Bosan Hangout Sama Kita Menurut Zodiak)