Jangan Terjebak! Kenali Perbedaan Cowok yang Nafsu Sama yang Beneran Cinta

By None, Senin, 8 Oktober 2018 | 11:04 WIB
Perbedaan Cowok yang Nafsu Sama yang Beneran Cinta (Cewekbanget)

Saat seseorang memperkenalkan kita ke orang-orang terdekatnya, secara tersirat dia ingin menunjukkan kalau kita adalah orang yang penting buatnya, bukan sekadar main-main.

Berbeda dengan cowok yang mendekati kita dengan alasan nafsu saja. Dia akan cenderung menghindarkan kita untuk berhubungan sama orang-orang terdekatnya. Demikian dipaparkan oleh Larry Wilson, founder dan CEO dari oppositeconnect.com.

Baca Juga : Intip Yuk Keseruan The Brush Battle di IMAE 2018. Oke banget!

Inner vs Outer

Cowok yang mendekati kita dengan alasan beneran cinta, dia akan menunjukkan ketertarikannya pada kepribadian atau apa yang ada di ‘dalam’ diri kita, bukan sekadar penampilan ‘luar.’

Sementara penampilan ‘luar’ adalah hal paling sering menjadi alasan seseorang mendekati kita dengan dasar karena nafsu. Cowok ini akan lebih tertarik melihat penampilan kita, bukan kualitas inner beauty kita.

Tipe obrolan

Cowok yang mendekati kita karena beneran cinta akan kerap mengajak kita ngobrol soal topik-topik yang lebih serius dan menunjukkan keingintahuannya kepada kita. Dia akan menunjukkan ketertarikannya untuk tahu lebih dalam soal kelaurga kita, masa kecil, mimpi dan hal-hal yang unik dalam diri kita.

Berbeda dengan seseorang yang mendekati kita dengan alasan nafsu. Karena topik yang akan dia utarakan saat ngobrol enggak akan jauh-jauh dari sekadar flirting dan topik-topik yang mengarah ke soal seks.

Baca Juga : Berikut 5 Cara Agar Enggak Tertipu Berita Hoax. Wajib Baca!

Menyampaikan pendapat

Cowok yang mendekati atas dasar nafsu hanya akan mengatakan pendapat yang ingin kita dengar. Dia pengin terlihat baik di mata kita, makanya dia terus mengatakan kata-kata manis yang bikin kita senang.

Berbeda dengan cowok yang mendekati kita dengan dasar beneran cinta, karena dia akan lebih realistis memberikan pendapatnya kepada kita sejujur mungkin. Sekalipun kita dan dia memiliki opini dan perspektif yang beda terhadap suatu hal. (Indra Pramesti) (*)