Ini Alasan Miftahul Jannah Dipaksa Buka Jilbab Saat Pertandingan Judo

By Istihanah, Selasa, 9 Oktober 2018 | 10:07 WIB
Miftahul Jannah/Tribunnews ()

Kabar enggak enak datang dari ajang Para Games 2018 Jakarta. Atlet judo tuna netra, Miftahul Jannah terpaksa didiskulifikasi dari pertandingan nomor 52 kg lantaran menolak untuk membuka jilbab.

Berita itu pun sontak menarik perhatian publik. Banyak pihak menganggap hal tersebut sebagai diskriminasi terhadap kelompok tertentu.

Padahal, aturan tersebut sudah diberlakukan sejak lama karena alasan keamanan atlet.

Menurut asosiasi, jilbab dinilai dapat membahayakan atlet judo, seperti leher tercekik atau cedera lainnya di bagian kepala.

Baca Juga : Devano Danendra, Anak Iis Dahlia Pernah Tolak 10 Tawaran Judul Film!

Hal itu pun dibenarkan oleh Direktur Olahraga Panitia Pelenyenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) Ferry Irawan. Ia mengungkap bahwa aturan itu sudah berlaku secara internasional.

“Dalam aturan federasi judo internasional, artikel empat poin empat disebutkan kepala tidak boleh ditutup kecuali untuk membalut yang bersifat medis, yang harus mengikuti aturan kerapian kepala," ujar Fanny dikutip dari Antara.

Aturan yang dibacakan Fanny tercantum dalam peraturan wasit judo internasional (IJF).

Dalam artikel empat tersebut membahas mengenai kebersihan atlet, seperti rambut panjang harus diikat dengan pita yang terbuat dari karet dan kepala tidak boleh ditutupi kecuali untuk pembalutan yang bersifat medis.

Lebih lengkap bunyi dari artikel empat poin empat adalah: "Rambut panjang harus diikat sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada kontestan lainnya. Rambut harus diikat dengan pita rambut yang terbuat dari karet atau bahan sejenis dan tidak ada komponen kaku atau logam. Kepala tidak boleh ditutupi kecuali untuk pembalutan yang bersifat medis, yang harus mematuhi aturan kerapian kepala." 

Baca Juga : 5 Aktris Hollywood Ini Sukses Perankan Karakter Disney di Live Action

Ahmad Bahar, penanggung jawab judo Asian Para Games 2018 menyebut bahwa larangan tersbeut juga sudah diatur dalam aturan wasit di Federasi Olahraga Buta Internasional (IBSA).

Terkait kejadian yang menimpa Mifathul Jannah, Ketua National Paralympic Committee (NPC), Senny Marbun, meminta maaf dan mengaku bersalah.

"NPC sangat malu dan tidak mengharapkan ini terjadi. Saya akui NPC bersalah karena ini keteledoran kami juga," kata Senny Marbun. 

Sementara itu, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Mulyana mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi dalam olahraga.

Aturan dalam judo yang melarang atlet menggunakan penutup kepala mengacu pada prinsip keselamatan seluruh atlet.

Baca Juga : Berangkat Wamil Tiba-tiba, 4 Idol Ini Bikin Kaget Penggemar!

"Rekomendasi atlet berjilbab dapat mengikuti pertandingan dalam cabang olahraga judo butuh kajian dan harus datang dari seluruh federasi. Namun, aturan dalam judo itu mengacu pada prinsip keselamatan bagi seluruh atlet dan tidak ada diskriminasi dalam olahraga," kata Mulyana.