Mengenal Adat Pemakaman Desa Trunyan, Mayat Tidak Dikubur atau Dikremasi

By None, Kamis, 25 Oktober 2018 | 11:27 WIB
Pemakaman di desa trunyan (Travel Kompas)

Cewekbanget.id – Di sebuah desa di Bali, terkenal sebuah proses pemakaman yang tak biasa. Tubuh manusia yang telah meninggal tidaklah di kubur ataupun dikremasi, melainkan dibiarkan membusuk begitu saja.

Tepat di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bali, jenazah akan diletakkan di pemakaman Seme Wayah. Untuk menuju ke Seme Wayah hanya dapat ditempuh dengan jalur atau atau menyebrangi Danau Batur.

Di sana, pengunjung akan melihat banyak tulang yang berjejer, tebaran uang, hingga barang-barang lain yang akan dibiarkan bersama jenazah tersebut.

Baca Juga : Ini 5 Tips Mudah dari Dokter Untuk Merawat Kulit yang Sensitif

Beberapa jenazah akan dibaringkan dalam sangkar bambu untuk menghindari hewan buas.

Ketika semua sangkar sudah penuh, maka jenazah yang paling lama akan dibuang untuk memberi ruang bagi mayat baru dengan meletakannya di atas tumpukan.

Pemakaman di desa Trunyan

Ketika tubuh mayat sudah hancur akibat panas matahari, tulang-tulangnya akan ditempatkan di sebuah altar di bawah pohon suci.

Baca Juga : Lagu I'll Never Love Again Sukses Bikin Baper di Film A Star Is Born!

Menariknya, meski dibiarkan terbuka, tetapi tidak ada bau menyengat yang ditimbulkan dari tubuh jenazah. Hal ini karena adanya sebuah pohon besar dan tinggi yaitu taru menyan. Pohon inilah yang menetralisir bau tidak sedap dari pembusukan tubuh.

Di desa ini, ada tiga tempat pemakaman yang terpisah yaitu, Seme Wajah yang diperuntukan bagi mereka yang meninggal secara wajar, lalu Seme Bantah untuk mereka yang meninggal tidak wajar atau akibat kecelakaan dan Seme Muda untuk bayi, anak kecil, dan yang belum menikah.

Hanya laki-laki saja yang diizinkan untuk pergi ke sana dan mengantarkan jenazah setelah ritual persiapan dilakukan -- meliputi pembersihan jenazah dengan air hujan dan membungkusnya dengan kain, tetapi bagian kepala tidak tertutup.