Mengintip Perkebunan Mayat: Ribuan Mayat Dibiarkan Tergeletak di Tanah

By None, Jumat, 26 Oktober 2018 | 11:31 WIB
Perkebunan Mayat (Banjarmasin Post)

Kadang ia ditinggalkan terendam di tangki air, diikat ke pohon, atau bahkan ditempatkan di dalam batang mobil.

Sementara itu, stasiun cuaca memantau semua faktor yang relevan termasuk suhu dan kelembaban dan peneliti bertugas memantau proses dekomposisi.

Bagaimana Tubuh Terdekomposisi

Tubuh mengalami tahap pembengkakan

Baca Juga : Aw! Intip Kado Ultah Romantis Adipati Dolken Buat Vanesha Prescilla

Ketika seseorang pertama kali meninggal, cairan di dalam sel mereka bocor dan bakteri akan mulai.

Bakteri kemudian mengubah cairan dan padatan di dalam tubuh menjadi gas yang menyebabkan tubuh membengkak.

Pada tahap ini, yang dicapai dalam beberapa hari setelah kematian, tubuh bisa membengkak menjadi hampir dua kali lipat dari ukuran sebelumnya.

Sementara itu, produksi bakteri sulfur juga memberi warna yang aneh, kekuningan pada tubuh.

Baca Juga : Kulit Wajah Jadi Halus & Enggak Kasar dengan 5 Kebiasaan Simpel Ini!

Saat itulah lalat tiba dan bertelur yang akan menetas menjadi belatung untuk melanjutkan mengkonsumsi daging.

Kemudian, sekitar tiga hari setelah kematian, tubuh memasuki tahap pembersihan.

Ketika tubuh mengerut, ia mengeluarkan cairan yang sangat kaya nitrogen sehingga dapat mematikan rumput di sekitarnya dan meninggalkan area hitam.

Setelah itu, belatung dan bakteri akan memakan semua daging dalam beberapa minggu.

Dari titik ini mayat akan terus mengering hingga menyisakan tulang pada bulan ke enam.

Terobosan yang dilakukan di perkebunan mayat dapat membantu pihak berwenang menemukan mayat yang hilang.

Lebih jauh, ini juga membantu peneliti untuk memahami necrobiome atau jenis rantai makanan ang berperan ketika tubuh manusia terurai. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Mengintip Perkebunan Mayat: Saat Ribuan Mayat Dibiarkan Membusuk, Diikat di Pohon, Hingga Direndam