Mengejutkan, Fakta Mengenai MSG Berikut ini Jarang Diketahui Orang

By None, Senin, 12 November 2018 | 14:16 WIB
Seberapa Buruk Konsumsi MSG Untuk Tubuh? Apakah Ada Manfaat Darinya? (iStock)

Cewekbanget.id- Dari berbagai riset yang dilakukan sejak munculnya kabar Monosodium Glutamat (MSG) berbahaya bagi kesehatan hingga menyebabkan kebodohan, namun nyatanya tidak ada yang bisa membuktikan rumor tersebut.

Dari riset yang dilakukan, tidak adanya bukti pasti hubungan antara MSG dan sampak negative MSG yang banyak beredar di masyarakat.

Tapi menurut peneliti pada sebagain orang bisa saja muncul reaksi jangka pendek gara-gara MSG.

Baca Juga : Pantas Saja Oli Bekas Sering Dikumpulkan, Ternyata Banyak Fungsi yang Bermanfaat

Tapi gejalanya biasanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan.

Untuk diketahui, MSG adalah penambah rasa yang biasa ditambahkan kedalam makanan, yang ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh seorang ahli kimia Jepang bernama Kikunae Ikeda.

Awal ditemukannya MSG bahannya diambil dari rumput laut.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), saat ini MSG dibuat dengan memfermentasi pati gula, tebu, atau tetes tebu.

FDA telah menerima banyak laporan prihal reaksi buruk makanan yang mengandung MSG.

Baca Juga : Bentuk Kacamata yang Kita Pakai Bisa Tunjukkan Kepribadian Kita

Reaksi ini dikenal sebagai gejala MSG, seperti; sakit kepala, berkeringat, sesak, mati rasa, kesemutan atau terbakar di wajah, leher, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mual, dan masih banyak lagi.

Pendapat Ahli Tentang MSG

Menurut ahli alergi dan ahli imunologi, Katharine Woessner dari Grup Medis Klinik Scripps, yang melakukan penelitian tentang efek MSG.

Ada banyak kesalahpahaman di masyarakat mengenai MSG.

Baca Juga : Dianggap Menakutkan, Ternyata ini Asal Mula Angka 13 Jadi Menyeramkan

Lucunya banyak ilmuwan sepakat, anggapan MSG menyebabkan penyakit pada manusia tidak berdasar.

Hal senada diungkapkan Ken Lee, seorang profesor dan direktur inovasi makanan di The Ohio State University.

Menurutnya tidak benar MSG beracun atau penyebab alergi makanan.

Menurutnya, MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat. Jadi isinya natrium, banyak terdapat pada garam meja.

Sementara glutamat, komponen dasar MSG, adalah sinonim untuk asam glutamat. Ini adalah asam amino alami.

Baca Juga : 7 Potret Dharma Mangkuluhur, Anak Tomy Soeharto yang Beranjak Dewasa dan Kharismatik

Penting diketahui, sebagian besar makhluk hidup di bumi mengandung glutamat, dan glutmat banyak terdapat dalam bahan makanan, termasuk; tomat, kenari, pecan, keju parmesan, kacang polong, jamur, dan kecap.

Rata-rata orang dewasa mengkonsumsi sekitar 13 gram glutamat setiap hari dari protein dalam makanan.

Padahal menurut FDA MSG hanya menyumbang 0,55 gram glutamat.

Kenapa MSG Dipercaya Berbahaya?

Baca Juga : Heboh Robot Manusia Jadi Selebgram, Ternyata Nggak Cuma di Indonesia Terjadi Juga di Amerika

1960-an, ketika The New England Journal of Medicine menerbitkan sebuah surat dari dokter di Maryland, Robert Ho Man Kwok, yang menulis bahwa ia mengalami gejala mirip dengan reaksi alergi setiap kali mengonsumsi makanan dari restoran Cina.

Dia mempertanyakan penyebabnya.

Apakah itu anggur yang diminumnya, rempah-rempah dalam makanan, atau MSG?

Surat Kwok yang merujuk pada kumpulan gejala sebagai Chinese Restaurant Syndrome (CRS), mendorong orang lain untuk menulis ke jurnal dengan pengalaman mereka sendiri yang juga merasakan pusing setelah mengonsumsi makanan China.

Baca Juga : Ngeri! 2 Tahun Pria ini Tak Bersihkan Akuarium, Muncul Hewan ini

Entah bagaimana saat surat Kwok booming, seorang ahli syaraf bernama John Olney menerbitkan sebuah studi tentang aditif in Science.

Dalam eksperimennya, dia menyuntikkan aditif (MSG) langsung ke tikus putih laboratorium.

Hasilnya ditemukan sejumlah masalah neurologis pada subjeknya, termasuk lesu otak atau perkembangan yang terganggu.

Eksperimen Olney banyak dipertanyakan dan disangsikan.

Sebab Olney memilih untuk menyuntikkan tikus dengan MSG di bawah kulit, sedangkan satu-satunya cara manusia mengonsumsi MSG adalah dengan memakannya.

Baca Juga : Tolak Operasi Untuk Obesitas, Perempuan ini Justru Jadi Woman Of The Year Slimming World 2018

Hal ini menurut John Fernstrom, seorang profesor psikiatri, farmakologi, dan biologi kimia di University of Pittsburgh School of Medicine, tidak benar, apalagi menurutnya glutamat sebagian besar dimetabolisme di usus.

Tak hanya itu yang membuat banyak ahli meragukan eksperimrn Olney.

Dalam eksperimennya Olney menyuntikkan MSG ke subjek tikusnya dengan dosis untuk kuda, jauh lebih tinggi daripada yang dikonsumsi manusia.

Menurut Lee, apa pun yang dikonsumsi secara berlebihan tidak baik.

Baca Juga : Benarkah Mendonorkan Darah Bisa Tertular Penyakit, Berikut Mitos dan Fakta Seputar Donor Darah

Karena semua yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menjadi racun, termasuk MSG.

Lucunya 1993 ada penelitian yang membongkar teori MSG is bad for you.

Penelitian yang menguji 71 subjek untuk reaksi terhadap MSG sehubungan dengan CRS, menyimpulkan bukti ilmiah ketat dan realistis yang menghubungkan sindrom ini dengan MSG tidak dapat ditemukan.

Masih Percaya MSG berbahaya? (*)

Artikel ini telah tayang di Nakita dengan judul “Mencengangkan, Fakta Tentang Micin yang tak Diketahui Masyarakat”