Pandemi oh Pandemi
Enggak terasa sudah satu tahun kita berada di fase asing dengan semua kebiasaan baru ya, girls.
Banyak lini kehidupan yang terdampak pandemi COVID-19;
termasuk remaja seperti kita juga rentan terkena dampak
nyata pandemi, lho.
Kok bisa?
Berdasarkan data dari UNICEF Indonesia, 57% anak menghadapi masalah ekonomi karena pekerjaan orang tua mereka yang terdampak pandemi.
Hal ini diperkuat dengan survei CewekBanget.ID pada 1406 responden dari Sumatera Utara hingga Nusa Tenggara Timur.
Pandemi oh Pandemi
Enggak terasa sudah satu tahun kita berada di fase asing dengan semua kebiasaan baru ya, girls.
Banyak lini kehidupan yang terdampak pandemi COVID-19;
termasuk remaja seperti kita juga rentan terkena dampak
nyata pandemi, lho.
Kok bisa?
Berdasarkan data dari UNICEF Indonesia, 57% anak menghadapi masalah ekonomi karena pekerjaan orang tua mereka yang terdampak pandemi.
Hal ini diperkuat dengan survei CewekBanget.ID pada 1406 responden dari Sumatera Utara hingga Nusa Tenggara Timur.
Dari Total 1046 Responden
Kondisi di atas relate banget
dengan kita ya, girls
Sayangnya penurunan pendapatan di kelompok
tersebut tidak dibarengi dengan pengeluaran
yang juga menurun. Kelompok ini justru lebih
boros setelah pandemi karena tanggungan yang
lebih banyak.
Belum lagi melepas penat saat work from home,
kelompok pekerja lebih banyak mengeluarkan
uang untuk jajan kuliner melalui aplikasi di
smartphone.
Sayangnya penurunan pendapatan di kelompok
tersebut tidak dibarengi dengan pengeluaran
yang juga menurun. Kelompok ini justru lebih
boros setelah pandemi karena tanggungan yang
lebih banyak.
Belum lagi melepas penat saat work from home,
kelompok pekerja lebih banyak mengeluarkan
uang untuk jajan kuliner melalui aplikasi di
smartphone.
Waduh, kalau mengeluarkan uang terus-menerus
bisa jadi kelompok pekerja bisa dikategorikan
boros.
Secara harafiah menurut KBBI, boros adalah
berlebih-lebihan dalam pemakaian uang, barang,
dan sebagainya. Artinya, kita cenderung
overspending dan mengeluarkan uang lebih
banyak dari yang kita miliki atau yang kita
butuhkan.
Waduh, kalau mengeluarkan uang terus-menerus
bisa jadi kelompok pekerja bisa dikategorikan
boros.
Secara harafiah menurut KBBI, boros adalah
berlebih-lebihan dalam pemakaian uang, barang,
dan sebagainya. Artinya, kita cenderung
overspending dan mengeluarkan uang lebih
banyak dari yang kita miliki atau yang kita
butuhkan.
Kenapa Remaja Lebih Boros Saat Pandemi?
Jonathan End yang merupakan ahli keuangan, menyebutkan ada dua faktor utama yang menyebabkan remaja bisa boros saat pandemi, yaitu rasa bosan dan media sosial.
Sama halnya dengan Jonathan End, psikolong Sarah F Fathoni, M.Psi juga menyebutkan kalau FOMO atau Fear of Missing Out jadi penyebab remaja lebih boros selama pandemi dari sisi psikologis.
Meski sikap boros selama pandemi COVID-19 bisa
dipahami, namun ini bukanlah sebuah kebiasaan yang baik!
Ada jangka pendek dan panjang jika kita terus menerus
boros, termasuk membentuk kebiasaan finansial yang
buruk.
Boros Terus Menerus?
Boros Terus Menerus?
Atur Keuangan dan/atau Tambah Pemasukan!
Kita mungkin berpikir kalau menambah pemasukan jadi
solusi tepat saat boros dan banyak pengeluaran. Faktanya:
Kita mungkin berpikir kalau menambah pemasukan jadi solusi tepat saat boros dan banyak pengeluaran. Faktanya:
Menurut Jonathan End, penting juga untuk menggabungkan
keduanya. Sarah F Fathoni, M. Psi juga menjelaskan:
Menurut Jonathan End, penting juga untuk menggabungkan keduanya. Sarah F Fathoni, M. Psi juga menjelaskan:
Cara Mengatur Keuangan
Psikolog Sarah F Fathoni, M. Psi menjelaskan ada tabel manajemen finansial yang bisa dibuat dengan updating.
Dalam satu minggu harus dipetakan berapa uang yang
dimiliki dan kebutuhan apa yang harus dibeli. Sisanya untuk
menabung.
Psikolog Sarah F Fathoni, M. Psi menjelaskan ada tabel manajemen finansial yang bisa dibuat dengan updating.
Dalam satu minggu harus dipetakan berapa uang yang
dimiliki dan kebutuhan apa yang harus dibeli. Sisanya untuk
menabung.
Sedangkan menurut Ratna Juwita Hasibuan, Business
Development for Millennials dari Allianz Indonesia, cara
mengatur keuangan yang baik ialah remaja harus memiliki
catatan keuangan.
Fungsi catatan keuangan ini ialah memantau arus kas
keuangan agar lebih fokus dalam mencapai tujuan,
mempersiapkan dana darurat, dan membuat kita lebih
disiplin untuk menabung.
Sedangkan menurut Ratna Juwita Hasibuan, Business
Development for Millennials dari Allianz Indonesia, cara
mengatur keuangan yang baik ialah remaja harus memiliki
catatan keuangan.
Fungsi catatan keuangan ini ialah memantau arus kas
keuangan agar lebih fokus dalam mencapai tujuan,
mempersiapkan dana darurat, dan membuat kita lebih
disiplin untuk menabung.
Mengatur keuangan dengan baik bisa mengantarkan kita
untuk membuka bisnis. Apalagi berdasarkan survei
CewekBanget.ID, ada 633 remaja yang sangat antusias
untuk coba membuka bisnis di masa pandemi COVID-19.
Alasan mereka tertarik coba bisnis karena mau belajar soal
bisnis dan enggak ingin menyusahkan orang tua lagi.
Remaja yang sangat tertarik dengan untuk membuka bisnis
ini sejalan dengan tema Global Money Week 2021 yakni
Take care of yourself, take care of your money.
Mengatur keuangan dengan baik bisa mengantarkan kita
untuk membuka bisnis. Apalagi berdasarkan survei
CewekBanget.ID, ada 633 remaja yang sangat antusias
untuk coba membuka bisnis di masa pandemi COVID-19.
Alasan mereka tertarik coba bisnis karena mau belajar soal
bisnis dan enggak ingin menyusahkan orang tua lagi.
Remaja yang sangat tertarik dengan untuk membuka bisnis
ini sejalan dengan tema Global Money Week 2021 yakni
Take care of yourself, take care of your money.
Keinginan mereka untuk tidak menyusahkan orang tua
selama pandemi bahkan terlihat berdasarkan survei
CewekBanget.ID kemarin.
Sebanyak 273 remaja memiliki bisnis baru dalam waktu 12 bulan terakhir. Keren banget!
Keinginan mereka untuk tidak menyusahkan orang tua
selama pandemi bahkan terlihat berdasarkan survei
CewekBanget.ID kemarin.
Sebanyak 273 remaja memiliki bisnis baru dalam waktu 12 bulan terakhir. Keren banget!
Bagaimana Cara Remaja
Menambah Pemasukan Finansial?
Meski begitu, kita harus tetap bersaing dengan remaja lain
yang juga berbisnis.
Kuncinya yakin dan jangan hantui pikiran kita dengan kekhawatiran yang belum tentu terjadi. Sebab, terlalu khawatir juga enggak baik, lho.