Intisari-Online.com – Setelah Taliban menguasai ibu kota Afghanistan dan Istana Kepresidenan, Indonesia belum menentukan sikap apakah akan mengakui atau menolak pemerintahan baru yang akan dibentuk.
Teuku Faizasyah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, mengungkapkan rencana penyelamatan para WNI di Afghanistan pada 18 Agustus lalu.
Namun, pada 20 Agustus, melansir kompas.com, Menlu Reno Marsudi menyatakan bahwa tim evakuasi telah membawa 26 WNI, termasuk staf KBRI.
Teuku Faizasyah mengatakan "proses ini masih sangat cair (fluid)" sehingga Indonesia perlu terlebih dulu melihat perkembangan ke depan.
Ketika BBC News Indonesia menanyakan padanya apakah pemerintah sudah berencana mengontak pemerintahan baru Taliban atau bakal memilih langkah lain, dia tidak menjawab.
Nostalgiawan Wahyudhi, peneliti Timur Tengah dari LIPI, menilai bahwa ‘menunggu’ adalah pilihan yang tepat.
Menurut dia, Indonesia perlu berhati-hati dan tidak gegabah menentukan sikap untuk mengakui atau menolak pemerintahan baru bentukan Taliban.
"Memang kita harus wait and see ya, perpindahan kekuasaan di sebuah negara kan kita tidak tahu seperti apa," terang Nostalgiawan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR