Cewekbanget.id - Di era kemajuan teknologi ini memang membuat kita jadi lebih mudah untuk mengakses berbagai informasi, ya. Termasuk soal informasi kesehatan.
Tapi girls, kemudahan informasi soal kesehatan dari dunia maya terkadang membuat munculnya godaan untuk menyimpulkan sendiri penyakit yang sedang kita derita jadi lebih tinggi, ya. Terlebih lagi soal penyakit mental.
Setelah membaca informasi yang kita dapat dari dunia maya, kita mungkin banget merasa bahwa 'wah ini aku banget', sehingga membuat diri sendiri menyimpulkan sesuatu atas pengetahuan kita sendiri. Hal ini yang biasa disebut dengan self-diagnosis.
Baca Juga : Adu Gaya 5 Selebgram Hijab Pakai Dress Pink Buat Buka Puasa Bersama!
Padahal, sering ngaku-ngaku depresi dan stres ataupun punya anxiety tertentu alias self-diagnosis ternyata sangat berbahaya, lho!
Apa saja bahaya dari self-diagnosis? Ini dia 4 bahaya kalau kita sering ngaku-ngaku depresi dan stres. Wajib tahu, girls!
1. Salah mendiagnosa
Sering ngaku-ngaku depresi atau stres sangat berbahaya karena seseorang yang menganggap dia punya depresi bisa salah mendiagnosa.
Misalnya, orang punya mood swing sering menduga kalau dirinya punya penyakit manic-depressive atau bipolar disorder. Padahal, mood swing bisa menjadi gejala penyakit klinis lainnya seperti borderline personality disorder atau depresi yang serius.
Ahli klinis bisa membantu kita buat mendiagnosa gejala yang kita alami dengan tepat.
Baca Juga : Kece Maksimal! Intip 6 Fashion Outfit Hitam Ala Nadya Arina, Yuk!
2. Menyulitkan kerja dokter
Tugas dokter adalah untuk memberi kita sebanyak-banyak informasi tentang penyakit yang kita derita sehingga kita bisa tahu bagaimana treatment penyembuhan yang tepat.
Nah, kalau kita asal diagnosa bisa bikin komunikasi kita dengan dokter jadi bermasalah. Apalagi kalau kita sampai menunjukkan sikap yang enggak percaya.
Dokter bisa diibaratkan sebagai cermin yang membantu kita untuk memahami diri kita sendiri dengan lebih jelas.
Dengan self-diagnosis, kita bisa melewatkan hal yang mungkin enggak mampu kita lihat.
Baca Juga : 5 Alasan Yakiniku Like Cocok untuk Tempat Buka Puasa Bersama!
3. Semakin berpikir ada yang salah dengan diri kita
Bahaya lain dari self-diagnosis adalah kita jadi semakin berpikir kalau ada yang salah dengan kita, padahal kenyataannya enggak selalu seperti itu.
Misalnya ketika kita menderita insomnia atau susah konsentrasi, kita langsung menyimpulkan kalau kita memiliki sleeping disorder, ADD, atau jenis depresi lainnya. Padahal belum tentu juga seperti itu. Itulah kenapa, self-diagnosis justru semakin memperburuk keadaan.
Baca Juga : Tampil Menawan dengan Hijab, Aurel Hermansyah Diktritik Karena Ini!
4. Psychological syndrome
Nah..bahaya utama dari self-diagnosis adalah terjebak dalam psychological syndrome, yaitu fase di mana kita melewatkan penyakit medis yang ditunjukkan dengan gejala psikologis.
Misalnya seperti panic disorder yang ternyata bisa menunjukkan gejala penyakit hyperthyroidism atau detak jantung yang tidak beraturan.
Bahayanya kalau kita asal mendiagnosa sendiri, penyakit yang sebenarnya kita derita jadi enggak bisa diketahui. Treatment penyembuhan yang kita peroleh pun nantinya juga jadi salah.
Membaca informasi dari internet memang boleh, tapi enggak semua yang kita baca selalu benar adanya, girls. Berdiskusi dengan dokter tentang penyakit kita akan jauh lebih baik sehingga penyembuhannya juga bisa tepat. Oke, girls? (*)
(Penulis: Indra Pramesti/cewekbanget.id)
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR