Tekstur, warna, dan pigmentasi
Untuk shade-nya, sayangnya enggak mengeluarkan shade yang cerah kayak Yupi pada umumnya, tapi warnanya lebih kalem dan natural, cocok dipakai sehari-hari.
Varian Burger Gummies punya dua warna, yaitu shade Dear Gummy dan Dear Burger.
Dear Gummy sendiri punya warna nude pink, sedangkan Dear Burger punya warna pink cokelat.
Kalau varian Strawberry Kiss juga punya dua warna, yaitu Dear Sweetheart dan Dear Berry Kiss.
Dear Sweetheart warnanya lebih nude kekuningan, sedangkan Dear Bery Kiss punya warna merah kecokelatan.
Secara tekstur, seluruhnya sama, yaitu ringan dan enggak lengket. Setelah mengering, bakalan jadi transferproof dengan hasil yang matte.
Sesuai klaimnya, lip cream ini juga bisa melembapkan bibir kita.
Masalah ketahanan patut diacungi jempol, karena kurang lebih bisa bertahan 8 jam!
Baca Juga: Bukan Sekadar Memperindah Bibir, Ternyata Lipstik Punya 4 Fungsi Ini!
Kelebihan & kekurangan
Kelebihan lip cream ini tentu aja kemasannya yang cute dan kolaborasi yang out of the box, bikin kita jadi penasaran banget sama produk ini.
Selain itu, bibir kita juga bisa berasa lembap pakai lip cream ini.
Karena hasilnya akhirnya matte, lip cream ini sayangnya tetap enggak cocok banget digunakan untuk bibir kering, karena bakalan gampang crack dan bikin bibir kelihatannya enggak sehat.
Sejujurnya, produk ini juga agak mengecewakan dari segi warna dan wangi yang enggak Yupi banget. Namun mungkin Dear Me Beauty ada pertimbangan lain yang bikin warna dan wanginya enggak seperti Yupi, nih.
Harga
Untuk harganya sendiri, kita bisa miliki Dear Me Beauty x Yupi ini dengan harga Rp 129.000.
Kalau beli paketan juga bisa, yaitu paket Merry Strawberry (shade Dear Sweetheart & Dear Berry Kiss) dan paket Wonder Burger (shade Dear Gummy & Dear Burger) seharga Rp 258.000
Biar makin lengkap, kita wajib nonton video review Dear Me Beauty x Yupi di bawah ini dulu, girls!
(*)
Baca Juga: 3 Rekomendasi Lipstik Lokal Paling Cocok Untuk Bibir Hitam & Kering!
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR