Cewekbanget.id - Nama finalis Putri Indonesia 2020 asal Sumatera Barat, Kalista Iskandar ramai jadi perbincangan karena di malam puncak yang digelar pada Jumat (6/3), dirinya enggak bisa menjawab pertanyaan dari dewan juri.
Kalista Iskandar mendapat pertanyaan dari Ketua MPR, Bambang Soesatyo mengenai 5 sila dalam Pancasila.
Bambang Soesatya meminta Kalista Iskandar untuk menyebutkan 5 sila Pancasilan, namun dirinya terhenti di sila ke-4 dan ke-5.
Baca Juga: Sungjae 'BTOB' dan Joy 'Red Velvet' Dirumorkan Pacaran karena Lovestagram dan MV Terbaru
Ia terlihat kebingungan dan sulit menjawab dengan benar dua sila terakhir.
Karena hal tersebut, ia kemudian ramai jadi perbincangan karena dianggap enggak hafal 5 sila Pancasila.
Lewat Instagram story-nya, Kalista Iskandar memberikan keterangan pernyataan tentang kejadian semalam.
Baca Juga: Kepoin Gaya Kompak 2 Anak Jeremy Thomas, Valerie dan Axel Thomas!
Berterima kasih dan tetap bangga pada pencapaiannya
"Untuk semua orang, terima kasih atas cinta dan dukungan kalian saat melewati perjanan panjang ini.
Hal terbesar yang diambil dari kejadian malam ini adalah, enggak masalah untuk merasa gugup selama kamu tetap bisa menjaga kepalamu tetap tegak dan bangga pada dirimu sendiri.
Enggak peduli apapun yang terjadi, aku tetap bangga pada diriku sendiri dan sejauh apa sekarang aku bisa melangkah."
Baca Juga: 5 Ilustrasi Tahun 2000an dari Orang Masa Lalu. Luar Biasa Canggih!
Dijadikan pelajaran
"Ini akan jadi sesuatu yang bisa ku ambil pelajaran. Ini bukan akhir dari perjalananku, ini hanya sebuah awalan.
Stay safe, tetap bangga pada dirimu dan tetap berbaik hati pada sesama," tulisnya.
Yup, benar banget apa yang dituliskan oleh Kalista Iskandar. Enggak apa-apa kok kalau kita berbuat kesalahan, ambil pelajarannya, dan jadikan semangat untuk menjadi lebih baik lagi.
Semangat untuk Kalista dan kita semua!
(*)
Baca Juga: Adik Cewek Marshanda, Alyssa, Punya 4 Gaya Kondangan Kece yang Cocok Ditiru Remaja!
Penulis | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR