Virus Corona dapat bertahan hidup di udara
WHO mulai memperhatikan tindakan pencegahan penularan virus corona lewat udara bagi para staf medis.
Bukan tanpa alasan, pertimbangan ini dilakukan setelah adanya sebuah studi baru yang menunjukkan bahwa virus Corona dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa kondisi.
Maka dari itu, menurut Kepala Unit Penyakit Emerging dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove sebagaimana dikutip CNBC, sangat penting bagi para pekerja pelayanan kesehatan untuk menambah tindakan pencegahan ketika mereka bekerja untuk pasien dan melakukan prosedur tersebut.
Para pejabat kesehatan dunia mengatakan, penyakit pernapasan, termasuk Covid-19 menyebar melalui kontak antar manusia, tetesan saat bersin dan batuk, serta kuman yang tertinggal pada benda mati.
Namun nyatanya, virus corona dapat melayang di udara dan tetap berada di udara, bergantung pada faktor-faktor lain seperti panas dan kelembaban.
Baca Juga: Rumah Produksi 'School 2020' Bantah Tudingan Ayah Ahn Seo Hyun dan Siap Melawan di Jalur Hukum
Kondisi tertentu
Melansir dari CNBC, Kerkhove mengatakan, para pejabat kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara dengan lingkungan yang berbeda di mana Covid-19 dapat bertahan.
Para ilmuwan melihat bagaimana kelembaban, suhu, hingga pencahayaan ultraviolet dapat mempengaruhi penyakit ini.
Selain itu, juga berapa lama virus tersebut dapat hidup di permukaan benda yang berbeda, termasuk baja.
Yup, informasi hasil penelitian ini pun digunakan para pejabat kesehatan untuk memastikan bahwa pedoman yang dikeluarkan WHO telah sesuai.
Berangkat dari hal itu, WHO menganjurkan para staf medis memakai masker N95 untuk menyaring sekitar 95 persen dari semua partikel cair dan udara yang ada. "Di fasilitas-fasilitas layanan kesehatan, kami memastikan para petugas menggunakan tindakan pencegahan standar tanpa pengecualian," tambah Kerkhove.
Baca Juga: 5 Tipe Sahabat yang Menyebalkan dan Tips Ampuh Buat Menghadapinya!
Berapa lama virus Corona bertahan di suatu permukaan?
Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, Robert Redfield mengatakan kepada Kongres bahwa pihaknya secara agresif mengevaluasi berapa lama Covid-19 dapat bertahan, terutama di suatu permukaan.
"Pada tembaga dan baja, sangat tipikal, yaitu sekitar dua jam," kata Redfield. Sementara, di permukaan lain seperti kardus dan plastik, akan bertahan lebih lama, lho!
"Kami memiliki pesan sederhana untuk semua negara: uji, uji, uji. Uji setiap kasus yang dicurigai. Jika positif, lakukan isolasi dan cari tahu dengan siapa saja mereka melakukan kontak dari dua hari sebelum mereka menunjukkan gejala dan uji juga orang-orang tersebut," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Itu dia penjelasan mengenai potensi penyebaran virus Corona melalui udara. Jangan mau tenggelam dalam kepanikan, yuk kita saling dukung untuk bersama #HadapiCorona, girls! (*)
Artikel ini pernah tayang di health.grid.id dengan judul "WHO Mengatakan Virus Corona Covid-19 Melayang di Udara, Jaga Jarak 1 Meter Efektifkah?"
Penulis | : | None |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR