CewekBanget.ID - Meluasnya penyebaran virus corona (COVID-19) secara global membuat WHO menetapkan fenomena ini sebagai pandemi.
Berbagai negara telah melakukan macam-macam tindakan pencegahan dan penanganan dalam menghadapi kasus virus corona dengan cara masing-masing.
Tindakan preventif yang sejauh ini dilakukan terutama mencakup larangan berkumpul, penutupan tempat-tempat umum, tes massal, hingga lockdown.
Baca Juga: #HadapiCorona, Apakah Kita Bisa Tertular Virus Corona Lewat Paketan Belanja dari Olshop?
Tes Massal
Korea Selatan adalah negara yang menjadi model dalam pemberlakuan tes massal (rapid test) untuk mendeteksi COVID-19.
Pemerintah Korea Selatan menyediakan 50 klinik pemeriksaan drive-through yang proses pengambilan sampelnya hanya memakan waktu 10 menit, sedangkan para tenaga kesehatan menangani hingga 15.000 tes per hari.
Di negara ini, ditemukan lebih dari 7.500 kasus dengan 50 korban jiwa, mayoritas terjadi di kota Daegu.
Selain tes massal, Korea Selatan juga sempat menerapkan physical distancing dengan menutup perkantoran dan sekolah umum, serta menunda atau membatalkan berbagai acara yang mestinya digelar selama beberapa bulan ke depan, contohnya konser.
Enggak hanya Korea Selatan, Singapura juga menerapkan tes massal segera setelah wabah virus corona diketahui merebak di Cina.
Negara ini langsung menyiapkan kapasitas laboratorium untuk mengadakan tes massal dan bahkan mengembangkan perangkat tes mereka sendiri demi mencegah pembludakan jumlah pasien di rumah sakit nantinya.
Hingga 20 Maret 2020, sebanyak 38,000 tes telah dilakukan oleh pemerintah Singapura.
Baca Juga: Rapid Test Untuk #HadapiCorona? Ini Kelebihannya Menurut Ahli!
Larangan Berkumpul dan Traveling
Banyak negara yang sudah menerapkan jam malam serta larangan untuk berkumpul, nongkrong, atau melakukan perjalanan wisata dari atau menuju ke negara terkait.
Acara-acara besar hingga berskala internasional pun dibatalkan atau ditunda penyelenggaraannya demi mencegah penularan COVID-19 di antara kerumunan peserta.
Di Eropa, para pemimpin negara sepakat untuk menutup perbatasan luar Uni Eropa dan hanya mengizinkan perjalanan antarnegara yang memang benar-benar penting.
Sedangkan Amerika Serikat fokus untuk melarang wisatawan yang hendak datang dari beberapa negara tertentu untuk mencegah transmisi virus lebih lanjut.
Bahkan di beberapa negara seperti Norwegia, aparat keamanan bakal menindak tegas siapapun yang ketahuan melanggar aturan karantina mandiri dengan berkumpul ramai di suatu tempat.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Juga Berdampak pada Misi NASA ke Bulan dan Mars
Menutup Tempat Umum
Berbagai tempat yang biasa dikunjungi umum seperti mall, sekolah, perkantoran, dan tempat wisata mengalami penutupan sementara di banyak negara sehingga siswa diminta belajar secara online dan para karyawan bekerja dari rumah (work from home).
Jakarta, Bandung, dan banyak kota lainnya di Indonesia juga menerapkan hal ini dengan menutup beberapa mall, bioskop, kafe, tempat wisata publik, dan sebagainya untuk sementara waktu, serta mengimbau pembelajaran dan kerja jarak jauh.
Biasanya, yang masih dapat didatangi pengunjung hanya tempat perbelanjaan dan apotik.
Baca Juga: Simak 3 Info Tentang Wisma Atlet Kemayoran yang Dijadikan Rumah Sakit Darurat Corona
Lockdown
Cina, sebagai negara tempat COVID-19 pertama kali dinyatakan terdeteksi di kota Wuhan dan mewabah hingga ke seluruh penjuru negeri, menerapkan lockdown total segera setelah wabah melanda hampir seluruh negeri.
Italia juga menetapkan lockdown dengan bantuan angkatan militer, mengingat negara ini diketahui mengalami peningkatan jumlah kasus COVID-19 secara drastis dan total angka kematian telah melampaui 2,500 jiwa.
Di Perancis, lockdown diterapkan sejak tanggal 17 Maret dan presiden hanya membolehkan masyarakat pergi ke luar rumah untuk berbelanja, bekerja, dan menjalani perawatan medis.
Selain itu, Filipina dan Selandia Baru juga menerapkan lockdown demi mencegah penyebaran virus corona lebih jauh lagi.
Sedangkan Malaysia, salah satu negara dengan jumlah kasus positif corona terbanyak di Asia Tenggara, melakukan lockdown selama dua minggu.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR