CewekBanget.ID - Apakah kita atau orang di sekitar kita belakangan ini mengalami hidung meler dan gatal?
Meski sekarang pandemi virus corona (COVID-19) belum mereda, jangan panik, kedua hal tersebut bukan gejala infeksi virus tersebut, kok!
Rupanya gejala alergi dan COVID-19 berbeda, juga waktu timbul dan penyebabnya.
Beberapa ahli kesehatan pun akhirnya menjelaskan perbedaan dari keduanya.
Baca Juga: #HadapiCorona, Aplikasi Gratis Buatan Indonesia Ini Bisa Lacak Covid-19!
Beda Gejala
Hidung meler dan gatal rupanya merupakan gejala alergi dan bukan infeksi virus corona (COVID-19) lho, girls.
Melansir Grid Health, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering.
Sedangkan dilansir dari Grid Health, menurut wpri.com, Penny Dennehy selaku spesialis penyakit menular anak di Rumah Sakit Hasbro Children menjelaskan perbedaan antara gejala infeksi COVID-19 dan alergi.
"Segala sesuatu dengan alergi adalah saluran napas bagian atas, kepala, tenggorokan, mata, hidung, juga gatal," ujar Dennehy, "Sementara COVID-19 memiliki sedikit gejala pernapasan atas. Kebanyakan orang tidak menggambarkan hidung meler; kebanyakan orang tidak menggambarkan sakit tenggorokan atau tenggorokan gatal."
Menurut Dennehy, gejala COVID-19 lainnya berdasarkan keterangan beberapa orang adalah batuk dan sesak napas, serta kelelahan disertai nyeri otot.
Baca Juga: Cara #HadapiCorona Jika Ternyata Tinggal Satu Rumah dengan Orang Tanpa Gejala COVID-19
Waktu Kemunculan Gejala
Gejala COVID-19 biasanya muncul 2-14 hari setelah terpapar, meski menurut WHO ada beberapa orang yang enggak menunjukkan gejala apapun setelah terinfeksi.
Orang-orang tersebut biasanya termasuk ke dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dan tetap dapat menularkan virus ke orang lain di sekitar mereka.
Sedangkan gejala alergi biasanya kronis dan sudah muncul sejak lama.
Baca Juga: Benarkah Minum Minuman Panas Ampuh #HadapiCorona? Begini Kata Ahli!
"(Gejala alergi) biasanya kronis, dengan gejala mati-matian selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun," ujar Dr. David M. Cutler, dokter obat keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, seperti dilansir dari Healthline.
Lanjut Cutler, gejala alergi cenderung bervariasi dengan lingkungan dan cuaca serta dapat diperparah oleh paparan debu, serbuk sari, atau bulu binatang.
Sementara itu, menurut Dr. Kristine Arthur yang merupakan internis di MemorialCare Medical Group di Laguna Woods, California, alergi seharusnya enggak menyebabkan demam atau nyeri pada tubuh dan enggak menyebabkan batuk.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR