CewekBanget.ID - Bullying atau perundungan seakan jadi masalah yang enggak kunjung usai di dunia, termasuk Indonesia.
Malah, menurut riset Programme for International Students Assessments (PISA) tahun 2018, sebanyak 41.1% murid di Indonesia pernah mengalami bullying sehingga Indonesia menempati posisi ke-5 dari 78 negara dengan murid terbanyak yang mengalami bullying.
Lalu berdasarkan temuan Kementerian Sosial (Kemensos), lebih dari 84% remaja berusia 12-17 tahun pernah di-bully baik secara langsung maupun online.
Baca Juga: Terima Banyak Dukungan, Kwon Mina Ungkapkan Rasa Terima Kasih pada Netizen
Berbagai upaya pun dilakukan demi menyampaikan pesan anti-bullying, salah satunya melalui stand-up comedy.
Bullying pada Remaja
Bullying (perundungan) adalah kekerasan fisik atau verbal yang menyakitkan dan mengancam keamanan terus-menerus yang ditujukan kepada seseorang terutama mereka yang lebih muda, lebih kecil, lebih lemah, atau memiliki kondisi yang kurang menguntungkan.
"Ketika kita mendapatkan kekerasan fisik atau kekerasan verbal, kita merasa enggak aman," ungkap Astrid Wen, psikolog PION Clinician sekaligus praktisi theraplay dalam online talkshow 'Lawan Bullying dengan Komedi' dari Allianz Indonesia dan EDU Foundation pada Jumat (10/7/2020).
"Kekerasan fisik atau kekerasan verbal ini juga kemudian berkembang menjadi kekerasan emosional. Jadi enggak ada fisik, enggak ada verbal, tapi emosi sudah mendapatkan kekerasan," lanjut Astrid.
Bullying sendiri masih sering ditemukan karena banyak orang masih menganggap lumrah perilaku yang membuat korban atau penyintas merasa enggak nyaman, ditambah lagi ketika pelakunya merupakan orang yang populer atau memiliki banyak pendukung sehingga ia merasa tindakannya mendapat validasi.
Stand-up comedian Mo Sidik pun berbagi ceritanya saat menghadapi bullying dengan gaya penyampaian stand-up comedy.
"Sampai detik ini pun saya masih kena hinaan karena orang menganggap menghina orang gendut itu masih oke saja," kata Mo Sidik.
Baca Juga: Jangan Sampai Jadi Korban Bullying! Ini 4 Cara untuk Menghadapinya!
Lawan dengan Komedi
Kasus bullying yang masih marak menimpa remaja pun, menurut Mo Sidik, harus disosialisasikan dengan cara yang lebih dekat dengan anak-anak muda seperti melalui stand-up comedy yang asyik sekaligus 'menyentil'.
"Jadi sebenarnya (stand-up comedy) ini membantunya lebih ke mentalnya," jelas Mo Sidik, "Bullying itu salah satu efeknya adalah bisa bikin depresi. Korbannya itu depresif, pelakunya agresif."
Menurutnya, pelaku perundungan cenderung bakal lebih terpancing untuk melancarkan aksinya ketika korban atau penyintas bereaksi dan menunjukkan posisi mereka lebih lemah dibanding pelaku.
Sementara itu, dengan membalikkan bullying menjadi komedi, kita mengubah posisi korban jadi enggak terlalu depresif dan pelaku jadi enggak agresif.
Baca Juga: Stop Bullying, Kenali Pengertian & Jenis Bullying . Ternyata Kita Bisa Jadi Pelaku!
Hal itu karena salah satu aturan stand-up comedy adalah memulai semuanya dari penerimaan diri (self acceptance), lantas mengubah kekurangan atau pengalaman buruk jadi sesuatu dari masa lalu yang bisa ditertawakan karena kita saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2018, terapi asertif menggunakan stand-up comedy untuk melawan aksi bullying mendapatkan respon yang positif dari para siswa, orangtua, hingga guru.
"Stand-up comedy awalnya ditemukan karena kemarahan. Ketika itu diungkapkan di komedi, kemarahan itu malah bisa disampaikan melalui materi yang baik," kata Mo Sidik, "Makanya stand-up comedy itu harus original, harus kita yang nulis, karena pengalaman itu kita yang punya."
Kompetisi 'Lawan Bullying dengan Komedi'
Kampanye 'Lawan Bullying dengan Komedi' adalah inisiatif dari Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli dengan EDU Foundation yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya remaja, terkait bullying dengan cara yang menyenangkan, serta meminimalisir perilaku bullying yang marak terjadi di kalangan remaja.
"Ini tujuannya bukan menganggap enteng isu itu (bullying)," kata Executive Director EDU Foundation Zaky Zakaria, "Kita bermaksud membuat pembahasan mengenai bullying lebih bisa dicerna oleh remaja dan bisa membedakan mana candaan dan mana bullying."
Untuk itu, Allianz Indonesia dan EDU Foundation mengadakan kompetisi 'Lawan Bullying dengan Komedi' yang terbuka untuk seluruh jenjang usia kategori SMA/SMK/MA.
Pendaftaran untuk kompetisi ini dimulai pada bulan Agustus 2020, lalu 25 pendaftar yang lolos akan diberikan pembekalan diri berupa psikoedukasi self-worth dan pelatihan stand-up comedy di bulan September.
12 peserta terbaik yang lolos ke babak final memiliki kesempatan untuk dibimbing oleh para komika untuk menyiapkan penampilan malam final di bulan Oktober dan pemenangnya bakal menjadi duta kampanye anti-bullying melalui media sosial.
Selain kompetisi, ada pula beberapa rangkaian kegiatan PEDIA lainnya seperti kantin sehat, gerakan cuci tangan, serta smart library dan pelatihan kurikulum 2013, juga pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk pengajar PAUD.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR