Jadi, otak kita bakal mengartikan gelitikan yang kita terima sesuai dengan kondisi mood kita saat itu.
Menurut penelitian, kalau kita lagi merasa tenang dan rileks, otak bakalan mengartikan gelitikan sebagai hal yang menyenangkan.
Sebaliknya, kalau kita lagi sedih, marah, dan stres, indra kita bakalan makin sensitif, respon tubuh untuk berjaga-jaga. Alhasil, gelitikan orang lain bakalan dianggap sebagai 'penyerangan', lho!
Selain dipengaruhi mood, tempramen kita juga punya peranan penting dalam mengartikan gelitikan orang lain.
Berdasarkan studi pada tahun 1990 yang dipublikasikan 'Biological Psychology', orang yang pada dasarnya gampang tertawa dan tersenyum bakalan lebih gampang merasa geli.
Tertawa sebelum digelitikin
Ada orang-orang tertentu yang tertawa bahkan sebelum benar-benar digelitikin.
Hal ini biasanya muncul karena kita mengantisipasi gelitikan dari orang yang sudah kita kenal, nyaman, dan percaya.
Artinya, respon tertawa sebelum digelitikin ini enggak bakalan muncul dengan orang yang enggak kita kenal atau orang yang baru kita kenal.
Lalu kenapa responnya dalam bentuk tertawa? Karena otak kita menangkap gerakan gelitikan yang diberikan orang lain adalah hal yang membuat kita bahagia, sehingga menjadikan kita tertawa, bahkan sebelum digelitikin.
Namun, seperti yang telah dibahas di poin sebelumnya, tawa sebelum digelitkin ini enggak bakalan bisa muncul kalau kita lagi dalam keadaan mood enggak senang!
(*)
Baca Juga: Patah Tulang Rusuk & 5 Bahaya Ini Menghantui Kalau Tahan Bersin Saat #HadapiCorona!
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR