Kritik Atas Penelitian
Namun demikian, mantan Direktur Common Cold Center di Universitas Cardiff, Ron Eccles mengkritik hasil penelitian tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, dia mengatakan, kabar bahwa virus dapat bertahan selama 28 hari justru menyebabkan ketakutan yang enggak perlu di masyarakat.
Virus menyebar di permukaan dari lendir pada batuk dan bersin, serta jari-jari kotor, dan Eccles menyatakan bahwa penelitian ini enggak menggunakan lendir manusia yang segar sebagai pengantar untuk menyebarkan virus.
Lendir segar adalah lingkungan enggak ramah bagi virus, karena mengandung banyak sel darah putih yang menghasilkan enzim untuk menghancurkan virus.
Selain itu, lendir pun mengandung antibodi maupun bahan kimia lain untuk menetralkan virus, sehingga virus yang menular hanya akan bertahan selama berjam-jam daripada berhari-hari di dalam lendir yang sudah jatuh di permukaan benda.
Baca Juga: Segini Jaga Jarak yang Aman di Tempat Umum di Tengah Pandemi Covid-19!
Potensi Penularan Melalui Permukaan Benda Mati
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan the Lancet pada bulan Juli lalu, profesor mikrobiologi di Rutgers University, Emanuel Goldman juga sudah mengulas hal ini.
Dia mengatakan potensi penularan melalui permukaan benda mati sangat kecil.
Kemudian, minggu lalu, seorang profesor kedokteran di University of California, Monica Gandhi juga mengatakan, virus corona enggak menyebar melalui permukaan.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR