Pita Merah dan HIV/AIDS
Pada 1988, sebuah kelompok bernama Visual AIDS didirikan oleh para profesional seni sebagai respons terhadap pengaruh AIDS pada komunitas seni sekaligus cara untuk mengajak para pelaku dan penikmat seni untuk berkontribusi memerangi AIDS.
Kemudian pada 1991, para seniman Visual AIDS bersama-sama merancang simbol visual sebagai wujud belas kasih bagi orang-orang dengan HIV dan orang-orang yang merawat mereka.
Awalnya, pita itu terinspirasi dari pita kuning untuk menghormati para tentara Amerika yang bertugas dalam perang Teluk.
Baca Juga: Setelah Bitto, Kini Kogyeol 'UP10TION' Dikonfirmasi Positif COVID-19
Namun, para seniman memilih pita merah sebagai lambang dukungan dan solidaritas mereka untuk orang-orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan untuk mengenang mereka yang meninggal karena penyakit terkait AIDS.
Merah Simbol Gairah
Warna merah sendiri dipilih karena dianggap berhubungan dengan darah dan gagasan dari sebuah gairah atau passion, enggak hanya dalam hal kemarahan tetapi juga cinta.
Dalam sebuah kampanye spontan pada 1991, para sukarelawan Proyek Pita Merah mengirimkan surat dan pita merah kepada semua peserta yang menghadiri Tony Awards di Amerika Serikat, ketika aktor Jeremy Irons tampil di televisi nasional dengan pita merah tersemat di kerah pakaiannya.
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR