Nantinya, variasi yang ada di Jepang akan berkembang jadi ramen.
Dilansir dari Korea.stripes.com, ramen masuk ke Jepang pada era Meiji.
Pada masa itu ramen terdiri dari mi berbahan dasar gandum bergaya China dengan kuah kaldu dan berbagai toping.
Walaupun terlihat sederhana, ramen jepang mengombinasikan banyak bahan bercita rasa kuat yang pembuatannya butuh waktu lebih dari seharian.
Ramen
Kata “ramen” sendiri berasal dari lamian yang artinya mi yang dibuat renggang.
Setelah Perang Dunia II berakhir, nilai gandum impor bertambah dan akhirnya membantu persebaran budaya ramen.
Ramen identik punya rasa yang berbeda satu sama lain tergantung pada koki mana yang membuatnya.
Setiap daerah juga punya cita rasa ramen berbeda, tergantung bahan makanan lokal yang digunakan.
Ciri khas ramen adalah rasa yang lebih lembut (mild). Kuah kaldu ramen Jepang biasanya dibuat dari kaldu ayam, seafood, atau babi.
Ada lima jenis utama ramen Jepang. Di antaranya adalah shoyu yang merupakan kuah dengan bahan dasar kecap, miso, dengan bahan dasar pasta kedelai.
Kemudian ada shio, kuah dengan bahan dasar garam. Lalu ada tonkotsu, kuah ramen dengan bahan dasar rebusan tulang babi. Dan terakhir adalah ramen kari.
Ramen akhirnya masuk ke Korea pada awal 1960-an yang akhirnya disebut ramyeon atau ramyun.
Sementara di Korea, ramyun diproduksi secara massal menjadi mi instan yang hanya butuh waktu sebentar dalam pembuatannya.
Dilansir dari situs Restaurantindia.com, ramyun jadi begitu populer karena ramyun sangat mudah dibuat dan cepat dimakan.
Harganya juga murah dan membuat ramyun jadi makanan yang ideal dikonsumsi kapan pun dan di mana pun. Ramyun juga identik sebagai camilan malam Korea yang disebut yasik.
Yasik adalah budaya orang Korea untuk makan camilan di malam hari.
Baca Juga: Selain Bikin Kamar Jadi Estetik, 4 Bunga Ini Bisa Bikin Tidur Kita Lebih Nyenyak!
Penulis | : | None |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR