CewekBanget.ID - Para penonton setia drama 'Start-Up' pasti sedikitnya pernah bersimpati kepada Seo Dal Mi (Bae Suzy) ketika mengetahui bahwa dia dibohongi oleh cowok yang disukainya, Nam Dosan (Nam Joohyuk) dan mentornya di Sand Box, Han Jinpyeong (Kim Seonho).
Kalau kita ada di posisi Dalmi saat itu, pasti kita juga merasa marah, kesal, dan sedih, seperti yang Dalmi rasakan ketika rahasia besar dua cowok itu terbongkar.
Namun apa yang terjadi pada Dalmi sedikit berbeda, sebab ia berusaha bersikap profesional ketika di sisi lain, dia juga mengalami masalah psikologis lainnya saat dia merasa semua pencapaian diri dan kepercayaan dirinya adalah sebuah kebohongan dan kepalsuan.
Kondisi psikologis ini disebut sebagai impostor syndrome atau sindrom penyemu atau sindrom penipu.
Sebearnya apa sih, impostor syndrome seperti yang dialami Seo Dal Mi dan juga banyak orang lainnya?
Baca Juga: Stres Bikin Kita Gampang Sakit? Begini Penjelasan Ilmiahnya!
Impostor Syndrome
Seperti dilansir dari Time, perasaan yang dialami Seo Dal Mi tersebut dikenal dengan sebutan impostor syndrome (sindrom penipu) atau yang sering disebut para psikolog sebagai fenomena penipu.
Diperkirakan 70% orang mengalami perasaan penipu ini di beberapa titik dalam hidup mereka, menurut sebuah artikel ulasan yang diterbitkan dalam International Journal of Behavioral Science.
Sindrom penipu memengaruhi semua jenis orang dari semua bagian kehidupan.
Ketika mengalami sindrom ini, kita akan merasa semua hal yang terjadi dalam hidup kita, termasuk keberhasilan yang dicapai hanyalah karena keberuntungan semata dan bukan karena bakat atau kualifikasi pribadi.
Cewek Lebih Rentan
Impostor syndrome ini pertama kali diidentifikasi oleh psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes pada 1978.
Dalam makalah penelitiannya, mereka memiliki teori bahwa cewek lebih berisiko terkena sindrom ini.
Namun dalam perkembangannya, masalah psikologis ini juga dialami oleh cowok.
Saat ini, impostor syndrome dapat terjadi pada siapa saja yang enggak mampu menginternalisasi dan mengakui keberhasilan dan kesuksesan yang didapatkannya.
Baca Juga: Baik Untuk Jantung dan 4 Manfaat Kesehatan Berbuat Baik Kepada Sesama!
Penyebab
Enggak ada jawaban pasti mengapa hal ini terjadi.
Beberapa ahli percaya itu ada hubungannya dengan ciri-ciri kepribadian, seperti kecemasan atau neurotisme, sementara yang lain berfokus pada keluarga atau penyebab perilaku.
Terkadang kenangan masa kecil, seperti perasaan bahwa nilai kita enggak pernah cukup baik untuk orang tua atau bahwa saudara kita lebih unggul dari kita dalam bidang tertentu, dapat meninggalkan pengaruh yang bertahan lama.
Biasanya muncul pemikiran bahwa kita harus meraih sesuatu supaya dapat dicintai dan diapresiasi oleh orang lain.
Baca Juga: Isolasi Sosial di Masa Pandemi Bisa Mengganggu Kesehatan Mental!
Ciri-Ciri Impostor Syndrome
Ada beberapa gejala yang muncul dan bisa menjadi pertanda kita mengalami impostor syndrome.
Ketika kita meragukan diri sendiri dan enggak mampu menilai kompetensi dan keterampilan kita secara realistis, itu bisa jadi tanda-tanda kalau kita mulai mengalami sindrom ini.
Selain itu, orang dengan impostor syndrome kerap mengaitkan kesuksesan mereka dengan faktor eksternal dan enggak menghargai kinerja mereka sendiri.
Biasanya muncul pula ketakutan bahwa kita enggak akan memenuhi ekspektasi orang lain, sedangkan di sisi lain kita justru terlalu berprestasi.
Akhirnya, segala perasaan negatif terhadap diri kita malah menyabotase kesuksesan kita sendiri.
Kita juga kerap menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa saat gagal mencapainya.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR