CewekBanget.ID - Masker kain memang direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia (WHO) untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan mengatasi kelangkaan masker medis.
Namun, enggak semua masker kain efektif, lho! Masker kain yang direkomendasikan adalah masker yang terdiri dari tiga lapis dan bisa menyaring udara dengan maksimal.
Masker dari kain juga dipilih karena bisa dicuci dan digunakan kembali.
Selain hemat, masker ini juga bisa mengurangi sampah karena masker sekali pakai yang berpotensi menjadi sumber polusi mikroplastik.
Namun, kendati masker kain ramah lingkungan, masker menjadi kurang efektif dalam memblokir virus corona ketika sudah tipis karena dicuci pakai berulang kali.
Karenanya penting untuk memperhatikan tanda-tanda bahwa masker kain enggak lagi mampu menyaring tetesan pernapasan yang mungkin membawa virus.
Selain masker wajah buatan sendiri yang telah kita gunakan, banyak masker yang dijual tanpa peringatan kapan waktunya untuk membuang produk.
Untuk mengetahuinya, yuk kenali tanda-tanda kita harus mengganti masker kain dengan yang baru!
Baca Juga: Masih Sering Menurunkan Masker ke Dagu dan Leher? Bahaya Banget!
Strap Sudah Aus
Kerusakan enggak selalu terdapat dalam kain yang ada di depan hidung dan mulut, tapi juga ada di bagian lainnya, terutama jika masker dicuci dengan air bersuhu tinggi dan dikeringkan dengan pemanas.
Hal terbesar yang harus diperhatikan adalah tali pengikat yang menjaga masker tetap di tempatnya.
Jika talinya longgar atau melar, ganti saja! Karena masker yang enggak dipasang dengan benar ke wajah bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Enggak Lagi Terasa Pas
Jika masker kain telah cukup lama dipakai, ukuran masker mulai kendur, terutama jika enggak lagi menutupi hidung dan mulut dengan aman, ganti karet elastis atau mengganti masker dengan yang baru.
Masker yang kita gunakan harus pas di bawah dagu, di pipi, dan di sekitar hidung, jadi seharusnya enggak ada celah sama sekali.
Ada Benang, Sobekan, Atau Berlubang
Kalau kita menemukan benang yang terurai, sobekan, atau lubang pada masker, sebaiknya kita menggantinya dengan masker kain yang baru.
Jangan pernah menggunakan masker yang sobek, karena virus bisa masuk dan keluar dengan cara ini.
Masker yang sudah usang lebih baik dibuang saja, ya!
Masker Kotor dan Nodanya Enggak Bisa Hilang
Jangan abaikan noda pada masker, ya!
Noda pada masker juga bisa menjadi tanda bahwa masker sudah usang.
Masker bernoda mungkin telah digunakan secara berlebihan dan perlu diganti.
Baca Juga: Berapa Kali Masker Kain Bisa Digunakan Setelah Dipakai Berkali-kali?
Kain Sudah Tipis
Bahan masker bisa menjadi lebih tipis karena pencucian.
Masker kain yang tipis enggak lagi bisa melindungi kita dari COVID-19 dengan maksimal.
Tipis tebalnya kain memang enggak bisa dilihat dengan kasat mata, namun kita bisa melakukan pengujian mudah untuk mengetahui keausan kain dari masker berdasarkan tampilan warna.
Selain itu, kita bisa mengujinya menggunakan lilin, yakni dengan meniup lilin yang menyala.
Jika kita bisa mematikan apinya, artinya masker itu enggak efektif melindungi kita.
Kita juga bisa mengecek ketebalan kain masker dengan melihat sekitar melalui masker kain dan apakah cahaya bisa menembusnya.
Baca Juga: Kenapa Kita Jadi Sakit Tenggorokan Saat Memakai Masker? Ini Kata Ahli!
Enggak Mencuci Masker Sesuai Anjuran
Untuk membuat masker awet, penting untuk mematuhi cara mencuci masker dengan benar.
Jika produk enggak secara spesifik menyatakan bahwa produk dapat dicuci dengan mesin, yang terbaik adalah mencucinya dengan tangan dan kemudian membiarkannya mengering.
Belilah tas jaring cucian, yang membantu melindungi kain halus saat dicuci di mesin sehingga enggak gampang sobek.
Sudah Mencuci Masker Lebih Dari 30 Kali
Bagaimanapun, sering mencuci akan membuat serat melar di beberapa jenis kain.
Untuk itu, mencuci masker dengan hati-hati penting dilakukan.
Jika kita menggunakan masker berkualitas tinggi, ingat pedoman 30 kali pencucian atau 30 kali pemakaian.
Karena umumnya, masker wajah kain akan kehilangan bentuk, elastisitas, dan keefektifannya setelah beberapa kali pencucian.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR