Memilih Makanan
Seperti diketahui, makanan adalah salah satu penyumbang GRK terbesar, sebab sampah organik yang mengalami pembusukan akan mengeluarkan gas metana.
Untuk itu, pilihlah pola makan yang bisa mengurangi langsung perubahan iklim, salah satunya adalah menerapkan diet daging merah.
Industri peternakan sapi diketahui memiliki proses operasional yang panjang, mulai dari menyediakan pakan, seperti jagung dan air hingga proses pengiriman.
Akibatnya, butuh usaha besar dalam setiap peternakan sapi.
Hampir 30% lahan di bumi digunakan untuk peternakan; selain itu, hasil pertanian untuk peternakan juga dilakukan dengan cara membabat hutan.
Masalahnya, enggak seperti ayam atau babi, sapi merah membutuhkan lebih banyak lahan, baik untuk kandang maupun penyiapan pakan.
Selain itu, sapi juga merupakan hewan yang mengeluarkan gas metana cukup besar dari kotorannya.
Bahkan, gas metana yang dihasilkan sapi hampir menyumbang 10 persen GRK di atmosfer.
Sebagai gantinya, cobalah untuk mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan laut dari produksi lokal.
Memilih produksi lokal dapat menghemat rantai operasional, seperti pengiriman dan pengemasan sehingga lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Stop Gaya Hidup Konsumtif dengan Melakukan 9 Hal Berikut Ini!
Pakai Baju Bekas
Proses pembuatan baju yang begitu panjang dengan berbagai campuran bahan kimia tentu berdampak pada lingkungan.
Untuk mengatasinya, cobalah menahan diri untuk enggak membeli baju baru dengan memperbaiki baju lama atau membeli baju bekas.
Meski begitu, bukan berarti harus terus mengenakan pakaian butut, lho! Ada banyak komunitas dan berbagai macam toko yang menjual pakaian bekas vintage (gaya era lama) dengan harga terjangkau dan tetap bergaya.
Bila perlu, gunakan pula jasa rental baju untuk pakaian yang digunakan dalam acara-acara tertentu atau sekali pakai.
Kemudian, berbelanja langsung juga lebih diutamakan ketimbang secara online, sebab pakaian yang dikirim dari tempat yang jauh tentu akan meninggalkan banyak jejak karbon.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR