Selain steroid, kandungan lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah merkuri dan hidrokuinon.
Penggunaan merkuri dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan seharusnya enggak digunakan sebagai pemutih oleh dokter.
Sementara hidrokuinon harus digunakan dengan pengawasan dokter.
Dalam hal pemberian resep oleh dokter kulit atau dokter estetik sekalipun, krim yang mengandung hidrokuinon umumnya dikombinasikan dengan bahan lain untuk mengurangi potensi efek sampingnya dan di-kontrol durasi pemakaiannya.
Tapi kandungan bahan tersebut masih kerap ditemukan pada berbagai krim wajah yang dijual gelap secara online dan enggak memiliki sertifikasi BPOM.
Sehingga enggak sedikit pula pasien datang ke dokter kulit dan kecantikan akibat efek samping penggunaan bahan tersebut secara enggak wajar.
Efek Samping
Ada beragam kondisi kulit yang mungkin terjadi ketika seseorang menggunakan produk kosmetik dengan kandungan berbahaya.
Efek samping penggunaan produk mengandung steroid, misalnya, dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah wajah, jerawat, hipopigmentasi (bercak putih), dan lainnya.
Sementara penggunaan produk mengandung hidrokuinon secara enggak tepat dapat menimbulkan iritasi, eritema (kemerahan di wajah terutama ketika terkena sinar matahari), depigmentasi confetti like (bercak putih pada kulit dengan pola menyerupai confetti), dan lainnya.
Baca Juga: Jangan Asal Beli Skincare! Wajah Cewek Ini Alami Lumpuh Karena Pakai Skincare Abal
Bisakah Efek Samping Disembuhkan?
Lalu, apakah efek samping yang muncul akibat penggunaan produk kosmetik abal-abal masih dapat disembuhkan?
Hal itu ternyata bergantung pada efek samping yang ditimbulkan.
Kalau efek sampingnya alergi atau iritasi, seperti merah, perih, gatal, umumnya dapat disembuhkan apabila mendapatkan penanganan yang tepat dan hanya bersifat sementara.
Namun, efek sampiing lain seperti kanker, gangguan janin apabila produk digunakan oleh ibu hamil, dan okronosis atau pigmentasi kulit akan sulit untuk ditangani.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR