CewekBanget.ID - Ulang tahun Jakarta dirayakan setiap tanggal 22 Juni setiap tahunnya.
Tentu bukan hanya tentang sejarah hari ulang tahun ibu kota Republik Indonesia ini, kita juga bisa mencari tahu tentang banyak hal lainnya seputar Jakarta dan suku Betawi, termasuk hal-hal yang menjadi ciri khas daerah khusus ibu kota ini.
Fyi, Jakarta memiliki 8 ikon tradisional yang disahkan dalam Peraturan Daerah No. 4 / 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, Peraturan Gubernur 229/2016 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, dan Peraturan Gubernur No 11/2017 tentang Ikon Budaya Betawi oleh Pemerintah DKI Jakarta.
Kita pasti tahu 8 ikon kebudayaan Betawi yang sering terlihat di acara perayaan ulang tahunnya ini, tapi kita tahu sejarah dan filosofi di baliknya enggak, nih? Makanya, kepoin dulu, deh!
Baca Juga: Ulang Tahun Jakarta, Sudah Tahu 5 Tradisi Unik Betawi Berikut Ini?
Ondel-Ondel
Pantas saja kesenian yang satu ini jadi ikon Betawi atau Jakarta! Kalau kita melihat ondel-ondel, kita pasti langsung teringat pada DKI Jakarta, bukan?
Dilansir dari situs Setu Babakan, ondel-ondel merupakan salah satu kesenian khas Betawi yang memiliki filosofi sebagai lambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi.
Penampilan ondel-ondel laki-laki berwarna merah dengan alis hitam tebal, sementara ondel-ondel perempuan berwarna putih, bermata hitam sayu, alis hitam melengkung, bulu mata lentik, bibir merah, telinga bergiwang atau beranting anting, dan jidatnya bermahkota.
Eits, tapi tahu enggak sih, girls? Sebelum dikenal sebagai sarana kesenian dan hiburan, ondel-ondel aslinya merupakan penolak bala atau kesialan, lho!
Bahkan, dulu ondel-ondel harus dibawa ke makam keramat terlebih dulu sebelum diarak keliling kampung oleh warga. Hiiy!
Kembang Kelapa
Kita mungkin sering melihat hiasan bernama kembang kelapa ini di sejumlah sudut Jakarta atau pada beberapa acara tradisional maupun hari perayaan DKI Jakarta.
Kembang kelapa memiliki filosofi perlambang kemakmuran, juga simbol dari kehidupan manusia yang bermanfaat sebagaimana manfaat pohon kelapa.
Bentuk kembang kelapa terbuat dari lidi yang dibungkus dengan kertas atau plastik warna-warni dan biasanya digunakan sebagai dekorasi di acara festival, atraksi pariwisata, pentas seni budaya, hiasan panggung, dan sebagainya.
Gigi Balang
Enggak cuma pada kesenian, unsur adat Betawi juga bisa kita temukan pada ranah arsitektur.
Gigi Balang, motif yang biasa ditemukan pada rumah adat Betawi, adalah salah satunya.
Biasanya gigi balang berwarna kuning dan hijau yang masing-masing mengandung makna filosofis.
Warna kuning melambangkan kehangatan, cerdik, dan berbakat dalam bisnis.
Sedangkan warna hijau melambangkan harmoni dari ragam Betawi yang bisa berkolaborasi dengan suku-suku lain.
Nah, bentuk Gigi Balang juga ada arti dan penjelasannya, lho!
Bentuk ornamen segitiga berjajar menyerupai gigi belalang yang melambangkan bahwa hidup harus jujur, rajin, bener, ulet, dan sabar.
Batik Betawi
Batik telah diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Keragaman budaya di Nusantara membuat motif batik juga berbeda-beda menurut daerah dan adatnya masing-masing, seperti batik Betawi yang satu ini.
Ciri khas batik Betawi adalah warnanya yang mencolok dan gambar-gambarnya yang menggambarkan tentang kebudayaan Betawi.
Selain itu, motif Batik Betawi juga banyak dipengaruhi oleh budaya Arab, India, Belanda, dan Cina.
Baca Juga: Jakarta Bangkit, Ini Tempat Pencanangan Ulang Tahun Jakarta ke-494!
Baju Sadariah
Kita mungkin lebih mengenal jenis baju Sadariah sebagai baju koko atau baju tikim.
Baju koko lazimnya digunakan oleh para cowok dan dipadukan dengan celana batik, kain pelekat, dan peci atau kopiah.
Baju Sadariah memiliki filosofi bahwa lelaki mesti rendah hati, sopan, dinamis, dan berwibawa.
Kebaya Kerancang
Seperti halnya batik, kebaya juga merupakan salah satu pakaian tradisional yang menjadi ciri khas Indonesia.
Dulu, kebaya merupakan pakaian yang hanya boleh dikenakan oleh para nyai atau selir para tuan Belanda karena harganya yang sangat mahal.
Kemudian ketika bangsa Tionghoa datang ke Indonesia, para perempuannya pun akhirnya turut mengenakan kebaya, sehingga penduduk Betawi asli saat itu menyebut jenis kebaya tersebut sebagai kebaya encim.
Julukan 'kebaya encim' pun diganti oleh Persatuan Wanita Betawi menjadi kebaya kerancang, karena kebaya ini biasanya dibordir kerancang dengan motif kembang pada bagian bawah kebaya dan pada pergelangan tangan.
Baca Juga: Kenapa 22 Juni Jadi Peringatan Ulang Tahun Jakarta? Ini Penjelasannya!
Kerak Telor
Belum lengkap rasanya kalau kita singgah di Jakarta atau kawasan adat Betawi tanpa menyantap kerak telor, kuliner khas Betawi.
Apa lagi saat Pekan Raya Jakarta, kita bisa menemukan pedagang kerak telor di mana-mana, deh!
Kerak telor yang merupakan makanan asli Betawi dibuat dengan bahan-bahan dasar beras ketan putih, garam, merica bubuk, kelapa muda parut yang disangrai (serundeng), telur ayam atau telur bebek, ebi, dan bawang goreng.
Enggak cuma sebagai makanan selingan, kerak telor juga biasa disajikan dalam berbagai acara seremonial Jakarta.
Bir Pletok
Tenang, bukan seperti bir yang kita ketahui selama ini, bir pletok sebetulnya merupakan minuman berwarna merah yang menyehatkan dan menyegarkan, serta dapat dihidangkan dingin atau agak panas.
Bir pletok terbuat dari air, gula pasir, kayu manis, jahe, sereh, cengkeh, kayu (babakan) secang, biji pala lada bulat yang dibelah, cabai jawa, daun jeruk purut, daun pandan, kapolaga yang dibelah, dan garam.
Bir pletok menjadi salah satu menu pada industri pariwisata, acara seremonial jamuan makan, stand di acara pameran, atraksi pariwisata, dan pentas seni budaya.
(*)
Source | : | Setu Babakan |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR