CewekBanget.ID - Girls, seperti kita ketahui pemerintah merencanakan akan mulai melaksanakan sekolah tatap muka pada Juli 2021.
Nadiem Makarim, selakuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) mengatakan bahwa kebijakan terkait sekolah tatap muka juga didasari pada program prioritas vaksin untuk para pengajar.
Namun, pilihan untuk mengizinkan anaknya mengikuti sekolah tatap muka juga menjadi hak mutlak setiap orang tua.
Baca Juga: Begini 7 Cara #Girls4TheFuture Atasi Rasa Malas yang Menyerang!
Nah.. masih terkait sama sekolah tatap muka, kasus Covid-19 yang justru makin meningkat di banyak kota di Indonesia pun membuat banyak yang mempertanyakan, "Apakah sekolah tatap muka tetap layak buat diselenggarakan?"
Apakah kalian juga mempertanyakan hal yang sama girls?
Yuk, kita intip dulu tanggapan seorang epidemiolog tentang rencana sekolah tatap muka Juli 2021! Kira-kira layak atau enggak, ya?
Tanggapan epidemiolog tentang sekolah tatap muka
Terkait sekolah tatap muka Juli 2021, dilansir Kompas.com seorang epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan bahwa sebaiknya dilakukan evaluasi atau assesment epidemiologis Covid-19 terlebih dulu.
"Termasuk berkaitan dengan rencana pembukaan PTM (pembelajaran tatap muka) terbatas. Paling tidak, 2 minggu sebelum rencana PTM terbuka," kata Windhu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/6/2021).
Windhu mengungkapkan, bahwa harus dipastikan kalau kondisi epidemiologi dari pandemi Covid-19 ini sudah tidak berisiko tinggi.
Yup! artinya ketika sekolah tatap muka akan dilakukan pada Juli 2021, maka pada awal Juli 2021 kondisi epidemiologi sudah dalam risiko rendah, girls.
Baca Juga: Harus Bersabar, Cancer dan 3 Zodiak Enggak Beruntung Minggu Ini!
Sekolah tatap muka layak buat tetap dilakukan?
Indikator penting dalam menentukan kondisi tersebut adalah Positivity Rate, yaitu untuk tes PCR dan bukan Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen.
Berdasarkan penjelasan Windhu, kondisi epidemiologi sudah berisiko rendah apabila Positivity Rate suatu wilayah (yang akan di gelar sekolah tatap muka) memiliki tingkat Moderate Incidence sudah di bawah 5% secara konsisten, minimum 14 hari berturut-turut.
"Saat ini, Positivity Rate nasional masih di atas 20 persen, Very High Incidence, selama berminggu-minggu," ujarnya.
So.. dengan Positivity Rate nasional di Indonesia yang masih lebih dari 20%, artinya itu sangat berisiko, sehingga ada kecenderungan kasus Covid-19 meningkat.
Baca Juga: Begini 7 Cara #Girls4TheFuture Atasi Rasa Malas yang Menyerang!
"Maka PTM Terbatas belum layak diaktifkan, entah nanti di awal Juli 2021. Kalau nekad (PTM) dibuka, tentu risikonya tinggi untuk terjadinya penularan," ujar Windhu.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Windhu, kalau sekolah tatap muka tetap dilaksanakan, risiko penularan Covid-19 yang tertinggi adalah saat perjalanan dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah.
Apalagi buat pelajar yang menggunakan transportasi umum dan atau ketika mampir di satu atau beberapa tempat dalam perjalanan.
Untuk itu, Windhu sebagai seorang epidemiolog berpesan bahwa selain pentingnya evaluasi atau assessment epidemiologi sebelum sekolah tatap muka dimulai, seharusnya juga dilakukan profiling atau pemetaan risiko terhadap kelompok-kelompok rentan dalam keluarga.
Baca Juga: Sebulan Lagi Sekolah, Intip Curhat Remaja Soal PTM. Udah Siap?
Nah.. kalau tanggapan dan pandangan kalian tentang sekolah tatap muka juli 2021 mendatang, gimana nih, girls? Apa kalian setuju dan siap?
(*)
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR