Tapi aneh enggak sih, kalau ia semirip itu sama kita sampai kita merasa bercermin setiap kali sedang bersamanya?
Mungkin doi memang punya begitu banyak kesamaan dengan kita, atau ada yang sedang diinginkannya dari kita sampai ia rela berpura-pura menyukai segala hal yang kita sukai.
Pada akhirnya, akan lebih baik jika kita bersama dengan orang yang mau menerima dirinya sendiri dan enggak pura-pura menjadi orang lain hanya demi membuat kita tertarik padanya.
Terlalu 'So Sweet'
Setiap hari memberikan bunga, mengajak nge-date ke tempat fancy, mengucapkan 'I love you' begitu sering, dan hal-hal romantis lainnya yang doi lakukan untuk kita bikin kebucinan kita seakan dapat dimaklumi.
Nah, biasanya di posisi seperti ini, kita mungkin saja menjadi terlalu bucin sampai enggak menyadari kalau perilaku doi berpotensi menjadi red flag jelas.
Baca Juga: Enggak Pernah Pacaran, Keanu Agl Ngaku Bucin Banget. Kok Bisa?
Selain itu, perilaku super romantis ini bisa jadi bumerang bagi kita apabila doi ternyata orang yang toxic.
Ujung-ujungnya, ia menuntut kita untuk melakukan sesuatu untuknya, sebagai timbal balik dari hal-hal yang telah dilakukannya untuk kita.
Kita pun bakal terjebak dalam situasi yang rumit gara-gara hal seperti itu.
Playing Victim
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR