Mengelola Makanan
Bukan cuma limbahnya, pengelolaan pola dan menu makanan sehari-hari ternyata juga berdampak terhadap lingkungan.
Seperti diketahui, makanan adalah salah satu penyumbang gas rumah kaca terbesar, sebab sampah organik yang mengalami pembusukan akan mengeluarkan gas metana.
Untuk itu, pilihlah pola makan yang bisa mengurangi langsung perubahan iklim, salah satunya adalah menerapkan diet daging merah karena daging ini telah melalui proses operasional yang panjang dan enggak ramah lingkungan.
Masalahnya, enggak seperti ayam atau babi, sapi merah membutuhkan lebih banyak lahan, baik untuk kandang maupun penyiapan pakan, sehingga kadang pembabatan hutan dilakukan demi menyediakan lahan peternakan sapi.
Selain itu, sapi juga merupakan hewan yang mengeluarkan gas metana cukup besar dari kotorannya, bahkan sampai menyumbang hampir 10% gas rumah kaca di atmosfer, lho!
Sebagai gantinya, cobalah untuk mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan laut dari produksi lokal.
Pakai Baju Bekas
Faktanya, pembuatan baju biasanya melalui proses yang amat panjang dan melibatkan campuran bahan-bahan kimia yang berdampak pada lingkungan.
Inilah kenapa, mulai sekarang kita bisa coba untuk menahan diri agar enggak terlalu sering membeli baju baru.
Kalau masih punya baju lama yang layak pakai atau hanya mengalami sedikit kerusakan, perbaiki saja dan gunakan untuk aktivitas kita sehari-hari.
Atau kalau memang perlu beli baju dan memakai baju untuk acara khusus, prioritaskan membeli di toko busana bekas atau secondhanded, serta cari tempat sewa pakaian yang pas untuk kita.
Berbelanja langsung juga bisa lebih diutamakan ketimbang belanja online, sebab pakaian yang dikirim dari tempat yang jauh tentu akan meninggalkan banyak jejak karbon.
Baca Juga: Istiqlal Jadi Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia. Keren!
(*)
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Source | : | Seventeen.com |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR