CewekBanget.ID - Girls, ternyata info penyakit osteoporosis penting untuk kita ketahui sebagai perempuan, nih.
Pasalnya, info penyakit osteoporosis konon rentan dialami perempuan.
Tapi tentu saja info penyakit osteoporosis sebaiknya dipahami semua orang agar kita bisa menghindari faktor risikonya.
Osteoporosis sendiri cenderung dialami oleh orang berusia lanjut, tapi ini bukan berarti kita enggak bisa memulai pencegahannya dari sekarang.
Supaya enggak menyesal di kemudian hari, yuk kepoin sejumlah fakta mengenai penyakit osteoporosis, termasuk penyebab dan cara mencegahnya.
Demi masa depan yang lebih sehat nih, girls!
Osteoporosis
Meski mungkin kita sering mendengar namanya, sebetulnya apa itu osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi ketika densitas atau kepadatan tulang menurun, jadi tulang enggak cukup padat dan kuat untuk menahan beban seperti seharusnya.
Kondisi ini kerap ditemui di kalangan masyarakat, khususnya pada lansia dan perempuan.
Osteoporosis enggak terbatas pada bagian tulang tertentu dan bisa menyerang semua bagian, mulai dari tulang paha hingga tulang belakang.
Baca Juga: Perempuan Rentan Kena, Kenali Penyebab dan Cara Atasi Osteoporosis!
The Silent Killer
Faktanya, osteoporosis punya julukan the silent killer lantaran seseorang kerap enggak menyadari bahwa dirinya mengalami penyakit ini sampai ia mengalami patah tulang atau komplikasi lain.
Hal ini berbahaya karena ketika kita enggak menyadari tulang kita memiliki densitas yang rendah, ia lebih rentan mengalami keropos dan pada suatu hari nanti enggak akan cukup kuat untuk menahan beban tubuh seseorang.
Akhirnya, lama-lama tulang menjadi tipis dan bengkok sehingga mengganggu kerja tubuh hingga meningkatkan kerentanan patah tulang.
Kondisi tulang yang menurun itu pula yang menyebabkan disabilitas pada pasien, serta meningkatkan risiko berbagai macam penyakit lain hingga menyebabkan kematian.
Penyebab dan Pencegahan
Salah satu penyebab osteoporosis yang enggak disadari sehingga masih sering banget dilakukan adalah kurangnya aktivitas fisik sehari-hari.
Contohnya ketika kita terlalu mager sehingga sering duduk santai dan rebahan, serta jarang olahraga, bahkan sekadar berjalan kaki atau naik-turun tangga.
Fyi, kepadatan tulang dipengaruhi oleh frekuensi aktivitas fisik, lho!
Jadi ketika semakin sering diberi beban, tulang akan meningkat kepadatannya, dan jika yang terjadi sebaliknya, kepadatan tulang pun menurun.
Selain aktivitas fisik, asupan kalsium yang enggak tercukupi juga jadi faktor pemicu osteoporosis.
Baca Juga: Perempuan Rentan Osteoporosis, Kenali Penyebab & Cara Mencegahnya!
Pasalnya, kalsium adalah komponen utama pembentuk tulang, dan defisit kalsium menyebabkan tulang lebih rentan menipis hingga jadi keropos.
Sementara itu, vitamin D berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru.
Selain pada sinar matahari, vitamin D banyak terdapat pada berbagai macam makanan laut, daging, dan telur.
Kalau kalsium, kita bisa temukan pada susu, ikan, kacang kedelai, bayam, dan sebagainya.
Kita juga bisa mengonsumsi suplemen untuk memenuhi asupan vitamin tersebut.
Kondisi Khusus
Risiko osteoporosis cenderung lebih tinggi pada perempuan dewasa, khususnya yang sudah mengalami post-menopause alias enggak mengalami menstruasi lagi.
Ini karena hormon estrogen menurun sehingga proses penulangan ikut menurun dan proses pembongkaran tulang pun meningkat.
Bagi perempuan yang mengalami menopause, cara menghindari osteoporosis adalah dengan memenuhi asupan kalsium dan vitamin D dari suplemen, serta memastikan diri tetap aktif.
Penggunaan obat-obatan seperti steroid dalam jangka panjang juga berdampak pada densitas tulang yang menurun.
Selain itu, gaya hidup yang buruk seperti kebiasaan merokok juga jadi faktor penyebab osteoporosis.
Jangan sampai penyakit ini menyerang kita, ya! Dengan mengenali penjelasan dan penyebabnya, kita seharusnya bisa mulai menghindari risiko osteoporosis mulai sekarang.
Baca Juga: Waspada! Ini 5 Kebiasaan Remaja yang Bikin Osteoporosis Saat Tua Nanti
(*)
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR